“DHEMIT” GENTAYANGAN DI FBS

1
min read
A- A+
read
“DHEMIT” GENTAYANGAN DI FBS

Antrean panjang terlihat di pintu masuk Performance Hall Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada Kamis (18/4) malam. Setelah ditelusuri, ternyata ratsan orang tersebut akan bertemu dengan ara dhemit yang gentayangan malam itu.

Jangan salah, dhemit yang dimaksud di sini bukanlah dhemit yang sesungguhnya. Dhemit yang gentayangan malam itu adalah mahasiswa Penidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) kelas A angkatan 2016 yang tergabung dalam Teater Adhigana. Pementasan yang merupakan tugas akhir dari mata kuliah Pentas Drama tersebut mengusng lakon “Dhemit” karya Heru Kesawa Murti.

“Proses penggarapan ‘Dhemit’ ini kurang lebih dua bulan. Kesulitannya ada pada sumber daya manusia yang mayoritas perempuan yang tentu saja punya batasan-batasan. Namun, lambat laun hal itu tidak kentara karena tujuan semua anggota kelas sama yaitu pementasan yang maksimal. Tidak ada duka dalam proses ini. ‘Dhemit’ membuat kami bahagia,” papar Steffano Marudut Bagaskara selaku Pimpinan Produksi Teater Adhgana.

Kursi penonton Performance Hall yang penuh menunjukkan antusiasme yang luar biasa dari penonton untuk bertemu para dhemit.  Lebih-lebih suasana yang dibangun sejak pintu masuk hingga ke kursi penonton memang cukup membuat penasaran, mulai dari pemasangan dupa dan bunga tabur, hingga dikosongkannya salah satu kursi dengan ditutupi kain putih dan diberi bunga tabur.

“Sebenarnya, lakon ‘Dhemit’ ini tidak menyeramkan. Para dhemit dalam laon ini bukanlah dhemit yang seringkali ada dalam persepsi masyarakat. Kami sengaja membangun suasana mistis untuk membuat penonton penasaran. Apalagi, didukung dengan pencahayaan yang dibuat seminin mungkin, suasananya menjadi semakin mistis,” papar Ratna Sulistyowati selaku sutradara pementasan “Dhemit” .

Gelak tawa sesekali terdengar dari kursi penonton saat melihat tingkah laku para dhemit yang menggelikan dengan dialog-dialog lucu hasil improvisasi para dhemit. Munculnya tokoh manusia menjadi penyeimbang guyonan para dhemit tersebut.

“Harapannya, segala ilmu dapat diserap dan dapat bermanfaat kepada orang lain, karena teater sesungguhnya adalah kehidupan bermasyarakat,” papar mahasiswa yang akrab disapa Bagas tersebut.

Pementasan ini sekaligus menjadi pembuka parade teater PBSI. Pdmentasan selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal Minggu (28/4) oleh Teater Bhadra dengan naskah "Lorong" karya Puthut Buchori dan Selasa (30/4) oleh Teater Cakrawangsa dengan naskah "Koran" karya Agung Widodo. (Ratna)