KKN KEBANGSAAN SEBAGAI MEDIA UNTUK BERSINERGI DAN MENGABDI MEMBANGUN BANGSA

1
min read
A- A+
read

KKN KEBANGSAAN SEBAGAI MEDIA UNTUK BERSINERGI DAN MENGABDI MEMBANGUN BANGSA

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan merupakan program Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemenristekdikti bekerjasama dengan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) dengan melibatkan semua perguruan tinggi negeri di tanah air, dan beberapa perguruan tinggi swasta yang berminat dan memenuhi kriteria sebagai perguruan tinggi peserta KKN Kebangsaan. Peserta KKN kebangsaan ini merupakan mahasiswa perwakilan dari Universitas se-Indonesia yang telah diseleksi sesuai bidang keahlian yang dibutuhkan di lokasi KKN. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan dapat bersinergi dan mengabdi membangun bangsa.

Delegasi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dalam KKN kebangsaan ini terdiri dari lima mahasiswa. Tiga mahasiswa UNY ditempatkan di Kelurahan Rum Kepulauan Tidore yakni Nadiyah Salsa Billah (Jurusan Administrsi Publik, Falkutas Ilmu Sosial, 2016), Ahmad Aldo (Pendidikan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, 2016), dan Rosa Sridana (Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, 2016). Dua mahasiwa lainnya ditempatkan di Desa Foramadiahi Ternate yaitu Hesti Kurnia Sari (Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, 2016 dan Hendri (Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, 2016). Dalam  KKN Kebangsaan yang berlangsung dari tanggal 21 Juli sampai akhir Agustus 2019 tersebut, tim mahasiswa UNY bergabung dengan mahasiswa se-indonesia.

"Kelompok KKN di Kelurahan Rum Kepulauan Tidore mengangkat tema Ekowisata dan Mitigasi Bencana. Program unggulan kelompok tim UNY di tidore antara lain program Inovasi Rumah Murah Tahan Gempa, program pengembangan ekowisata pantai Rum Tidore di area sirkuit, sistem branding produksi cengkeh Rum, pelabelan cengkeh, pembuatan profile desa dengan tiga bahasa (bahasa tidore, bahasa English, dan Indonesia), pembuatan film dokumenter,  program sosialisasi mitigasi bencana Rum berbasis harzad analysis kepada masyarakat, program MIDES (Mitigation Disaster Education School) bagi anak anak” jelas Nadiyah Salsa Billah

Lebih detail, mahasiswa yang merupakan perancang dan penanggungjawab kegiatan MIDES tersebut menambahkan, sasaran Program MIDES adalah anak-anak dan siswa di dua SD yang berada di Kelurahan Rum Tidore. Program ini meliputi sosialisasi mitigasi bencana, penyampaian materi tentang mitigasi bencana, simulasi evakuasi saat terjadi gempa dan pemberian panduan buku mitigasi bencana serta poster kepada guru-guru SD Rum. Pelaksanaan Program MIDES ini berkolaborasi langsung dengan dosen mitigasi bencana Tidore, BNPB Tidore dan hopwee. Kegiatan tambahan antara lain pengelolaan administrasi dan keuangan desa, genius project, bimbingan belajar Al-qur'an, gerakan masyarakat sehat, peringatan 17 agustus, dan gerak jalan perwakilan tidore utara.

Sementara itu, lanjut Nadiyah, kelompok KKN Kebangsaan dari UNY yang ditugaskan di Kelurahan Foramadiahi, Ternate Pulau, Maluku Utara mengusung tema khusus yaitu “Desa Wisata Fora Sejahtera berbasis Teknologi dan Kearifan Lokal”. Adapun program unggulan yang dilakukan diantaranya adalah pembuatan peta administrasi desa, pembuatan rancangan penutupan lahan sebagai wilayah konservasi rempah di Kelurahan Foramadiahi, Pembuatan website kelurahan, Pemanfaatan ecobrick atau biasa disebut pengolahan sampah plasik menjadi barang multi fungsi, Literasi ekowisata sejarah berbasis tiga bahasa (Bahasa Indonesia, Inggris, dan Bahasa daerah Ternate), Pembentukan Komunitas atau kelompok Laskar Pemuda Tangguh Bencana berbasis PFA (Psychological First Aid), Pelatihan dan penerapan PFA saat terjadi bencana kepada BASARNAS Kota Ternate sebagai mitra kerjasama berkelanjutan, serta pembuatan homestay sejahtera sukarela untuk menunjang ekowisata. Adapun program tambahannya antara lain pembinaan UMKM lokal desa fora sejahtera dengan pemanfaatan hasil rempah sebagai bahan dasar, edukasi keuangan anak, belajar cerdas ceria, penanaman sejak dini hidup sehat atau PHBS, screening PTM, penanaman gizi seimbang, penerapan internet positif, pemanfaatan pupuk kandang sebagai tanaman perkebunan, dan bersih desa.(Eko)