MEMBANGUN GENERASI TANGGUH MELALUI PROGRAM MERDEKA BELAJAR-KAMPUS MERDEKA

2
min read
A- A+
read

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbud Prof. Dr. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, Asean Eng., di hadapan mahasiswa baru Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2021 secara daring pada hari Senin (23/8) berkenan memberikan penguatan dan menyampaikan paparan materi Kampus Merdeka untuk SDM Unggul dan Inovasi pada acara Studium General Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2021/2022.

Tema besar pada gelaran Studium General  saat ini adalah Membangun Generasi Tangguh melalui Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa baru sejumlah 10.631 orang  yang berasal dari berbagai fakultas di UNY, yaitu dari Fakultas Ilmu Pendidikan sebanyak 1.652 mahasiswa, Fakultas Bahasa dan Seni sebanyak 1.776 mahasiswa, Fakultas MIPA sebanyak 1.346 mahasiswa, Fakultas Ilmu Sosial sebanyak 1.088 mahasiswa, Fakultas Teknik sebanyak 2.179 mahasiswa, Fakultas Ilmu Keolahragaan sebanyak 897 mahasiswa, Fakultas Ekonomi sebanyak 1.501 mahasiswa, dan Pascasarjana sebanyak 192 mahasiswa.

Mengawali paparannya Nizam menyampaikan ucapan selamat kepada para mahasiswa yang telah diterima di salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia untuk menimba ilmu untuk mengembangkan diri mengembangkan potensi bakat dan fashion. Tentu ini adalah dunia baru, mahasiswa tentu berbeda dengan siswa. Di Perguruan tinggi Anda tidak hanya menerima ilmu tetapi bersama-sama dengan para dosen mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan yang sangat penting Anda menyiapkan masa depan, karena perguruan tinggi adalah merupakan langkah terakhir dunia pendidikan menuju dunia kerja, dunia manusia dewasa untuk memasuki dunia produktif dengan penuh kreativitas dengan penuh inovasi dan tentu dengan akhlak mulia.

Tantangan bagi kita secara nasional saat ini menurut Nizam meliputi demokratisasi dan transformasi sosial, kesenjangan, kemiskinan, pemenuhan kesehatan, capaian pendidikan; kebutuhan dasar (pangan, sandang, pangan, kesehatan, pendidikan, keamanan); ketergantungan impor (industri basis lisensi asing, impor bahan baku industri, impor obat & alkes, impor bahan pangan). Ini semua tantangan bagi Perguruan tinggi, bagaimana perguruan tinggi menjadi mata air bagi pembangunan bangsa dan  negara.

“Perguruan tinggi bisa menjadi mata air untuk daya saing bangsa melalui tridharma perguruan tinggi. Peran penting pendidikan tinggi  meliputi engine of sustained growth, penyiapan creative & competitive human capital, dan tulung punggung  inovasi (innovation-driven economy),”jelas Nizam.

Lebih lanjut Nizam menyampaikan, “Untuk menyiapkan SDM unggul saat ini kita sedang memasuki dampak revolusi industri 4.0 yang merupakan peluang penciptaan lapangan kerja baru di Indonesia, tantangannya adalah penyiapan skill dan kompetensi baru, jangan sampai ada mata rantai yang putus antara kompetensi yang diajarkan dengan kemajuan dan perubahan kebutuhan dunia profesi. Banyak jalan mencapai kompetensi unggul, setiap mahasiswa memiliki potensi, cita-cita, aspirasi, passion yang berbeda satu dengan lainnya, dan kemerdekaan untuk memilih jalan terbaik mengembangkan potensi diri melalui pembelajaran yang fleksibel (pendidikan yang memerdekakan dan memberdayakan).”

“Kampus merdeka untuk SDM Unggul dengan 9 kegiatan kampus merdeka meliputi pertukaran mahasiswa, magang, mengajar di sekolah, penelitian, bela negara/komponen cadangan, membangun desa, studi/proyek mandiri, kewirausahaan mahasiswa, dan proyek kemanusiaan. Sedangkan penguatan ekosistem kampus merdeka, diantaranya insentif BOPTN berbasis indikator kinerja utama, matching fund untuk sinergi PT DUDU, kompetisi kampus merdka, program kampus merdeka.”papar Nizam.

Di samping Dirjen Dikti, Studium General juga menghadirkan Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi Kemendikbud, Dr. Beny Bandanajaya, S.T., M.T. dengan materi Pengenalan Sistem Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia dan Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

Beny menampaikan bahwa pendidikan tinggi vokasi adalah pendidikan yang menyiapkan mahasiswa menjadi profesional dengan keterampilan kemampuan kerja tinggi. Porsi praktik lebih tinggi, yang lebih meningkatkan skill atau kemampuan psikomotorik mahasiswa/lulusan untuk hardskillnya yang didiukung oleh softskill yang baik.

Muatan utama dalam pelaksanaan pendidikan tinggi vokasi meliputi link and match dengan dunia kerja, magang, praktik lebih banyakk dari teori, teknologi informasi dan komunikasi, soft skill-PBL dan studi kasus, serta merdeka belajar.

Dengan lesson learned pendidikan vokasi, maka seseorang dihargai karena kompetensi keahliannya, dapat menyelesaikan masalah dengan akurat, bahkan dengan cara yang paling simpel, diperoleh karena mampu meningkatkan keahlian khususnya dengan baik. Semua itu perlu waktu dan proses dalam mengasah keahlian dengan sabar, konsisten, persisten (gigih/tidak mudah menyerah), dan berdoa.

Studium General disamping diikuti oleh semua mahasiswa baru angkatan 2021 yang dilaksanakan secara online ini diikuti pula oleh semua unsur pimpinan di UNY, dan diikuti oleh Ketua, Sekretaris, dan Anggota Senat, Ketua dan Sekretaris Majelis Guru Besar, Ketua Harian, Sekretaris, dan Anggota Dewan Pertimbangan, Ketua Satuan Pengawas Internal, Sekretaris Dewan Pengawas, Para Wakil Rektor, Para Dekan dan Direktur Pascasarjana, Para Ketua Lembaga, Kepala BPPU, Kepala Biro, Para Wakil Dekan dan Wakil Direktur Pascasarjana, Ketua Pengelola Kampus Wates dan Gunungkidul, Para Pejabat Struktural, Segenap Panitia Upacara Penerimaan Mahasiswa Baru dan PKKMB 2021. (Sud)