MINIATUR LOKOMOTIF DARI BARANG BEKAS

1
min read
A- A+
read

MINIATUR LOKOMOTIF

Sampah merupakan salah satu masalah serius di perkotaan. Sampah yang terdiri dari bahan organik dan non organik tersebut mengurangi keindahan kota, menimbulkan bau di beberapa tempat, dan pada musim penghujan sampah tersebut dapat menghambat aliran sungai sehingga mengakibatkan terjadi bencana banjir. Kesadaran masyarakat di Indonesia akan pemanfaatan kembal isampah-sampah rumah tangga masih tergolong rendah padahal barang tersebut masih bias digunakan kembali atau diubah menjadi bentuk lain yang bermanfaat. Fakta dilapangan menunjukkan masyarakat Indonesia lebih memilih untuk membeli barang yang baru dan membuang barang lama. Hal ini tentu akan menjadi masalah lingkungan yang serius, karena sampah akan terus bertambah. Hal tersebut menjadi pemikiran sekelompok mahasiswa UNY yang memanfaatkan sampah tersebut menjadi souvenir berupa miniatur lokomotif uap. Mereka adalah Enggista Hendriko Delano dan Abiyyu Amajida prodi Ilmu Keolahragaan, Asyam Alauddin prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Rizki Oktavianto prodi Pendidikan Akuntansi dan Retno Suci Agustin prodi Pendidikan Seni Rupa.

Menurut Enggista Hendriko Delano miniatur ini menggunakan 100% barang bekas seperti kaleng susu atau kaleng cat semprot, plastik, kayu maupun barang elektronik seperti kabel. “Komponen yang ada dalam miniature ini berbahan dasar limbah dan barang-barang bekas tidak terpakai” ujar Enggista. Semua jenis limbah dapat terpakai dan dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk miniature lokomotif kereta. Dikatakannya bahwa butuh ketelitian dan keterampilan khusus untuk membuat miniature ini karena tergantung pada imajinasi seseorang. Miniatur diletakkan pada tatakan kayu dan ditutup dengan kaca. Fungsi dari produk ini dapat sebagai hiasan rumah yang memiliki nilai edukatif tentang kereta api. Abiyyu Amajida menambahkan produk ini dinamai UNYLoko dan diharapkan dapat dijual di kawasan Malioboro yang banyak memiliki toko souvenir. Selain itu pemasaran produk juga dilakukan dengan memanfaatkan media sosial dan toko jual beli online yang ada. “Pemilihan pemasaran melalui media tersebut berdasarkan pada tren yang sedang berlangsung di Indonesia” paparnya.

Retno Suci Agustin menjelaskan, bahan yang dibutuhkan semua barang bekas diantaranya kaleng, kabel, mur baut, triplek, seng, kayu, kaca dan paralon. “Alat yang digunakan yaitu gerinda, gunting, tang, lem korea, glue gun, cutter,gergajibesi, solder, palu dan cat semprot” kata Retno. Proses pembuatannya dimulai dari perancangan produk yaitu membuat desain tatakan. ukuran lokomotif  dan kaca penutup, setelah itu proses perakitan. Dalam perakitan ini kaleng ditempel dengan barang bekas yang lain seperti kayu, kabel dan paralon untuk roda lokomotifnya. Perekatan menggunakan lem dan dibuat se-estetik mungkin hingga mendekati bentuk lokomotif sebenarnya. Langkah terakhir yaitu finishing dengan memberi cat menggunakan cat semprot kaleng serta diletakkan dalam tatakan. Produk miniatur lokomotif siap dipasarkan. 

Karya ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan tahun 2020. (Dedy)