SEMARAK OPEN HOUSE SEKOLAH PAEDAGOGIA FIP UNY

1
min read
A- A+
read
SEMARAK OPEN HOUSE SEKOLAH PAEDAGOGIA FIP UNY

Zaman yang terus berkembang membuat setiap orang harus siap dengan segala perubahan. Apalagi, di era serba digital ini, semua orang harus mampu mengikuti perubahannya. Digitalisasi tidak hanya terjadi dalam dunia orang dewasa, tetapi juga sudah merambah di dunia anak-anak. Munculnya berbagai permainan anak-anak berbasis digital menjadi salah satu buktinya.

Melihat perkembangan era digital tersebut, Kelompok Belajar (KB), Taman Kanak-kanak (TK), dan Sekolah Dasar (SD) Paedagogia menggelar acara open house pada Minggu (14/4). Berbagai kegiatan untuk anak-anak diadakan di sekolah yang merupakan sekolah laboratorium Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tersebut. Bertemakan “Tangguh dan Berbudaya di Era Digital”, kegiatan open house ini bertujuan untuk menunjukkan kepada masyarakat terkait sistem dan kondisi di KB-TK-SD Paedagogia FIP UNY tersebut.

“Sesuai dengan tema, kegiatan ini diharapkan mampu membuat anak-anak semakin tangguh dan berbudaya di era digital,” papar Wakil Dekan II FIP UNY, Cepi Saffrudiin Ard Jabar.

Cepi pun memaparkan bahwa dalam pola pendidikan anak di era digital harus memuat empat hal, yaitu: berpikir kritis, kolaboratif, kreatif, dan komunikatif. Peran orang tua pun sangat penting dalam pola pendidikan anak, mengingat zaman yang semakin berkembang. Sistem pendidikan di KB-TK-SD Paedagogia pun telah menerapkan pola tersebut.

Kegiatan open house  berlangsung dengan semarak. Berbagai lomba yang diadakan antara lain lomba fun games batita, lomba mewarnai, serta lomba fashion show Kartini. Lomba-lomba tersebut diikuti oleh anak-anak dari dalam maupun  luar Sekolah Paedagogia.

Open house ini mengenalkan tokoh Kartini, budaya, serta memberikan gambaran tentang masa depan pada anak-anak,” papar Ningrum Perwitasari, Kepala SD Paedagogia.

Ningrum menambahkan, dengan adanya open house ini, diharapkan masyarakat lebih megenal KB-TK-SD Paedagogia yang merupakan sekolah inklusi berbasis budaya  serta tidak ragu untuk mempercayakan pendidikan anak-anaknya di KB-TK-SD Paedagogia tersebut.  (Ratna/JK)