SRAWUNG PSIKOLOGI: KEKERASAN SEKSUAL TERJADI KARENA RELASI KUASA YANG TIDAK SEIMBANG

1
min read
A- A+
read
SRAWUNG PSIKOLOGI: KEKERASAN SEKSUAL TERJADI KARENA RELASI KUASA YANG TIDAK SEIMBANG

Kekerasan seksual saat ini bahkan merambah di tempat-tempat yang tidak pernah diduga akan terjadi tindakan amoral. Riyanto mengajak kita merenungkan kembali sebab-sebab kekerasan seksual yang terjadi di masyarakat dalam diskusi ilmiah “Srawung Psikologi, Sex Education dan Kekerasan Seksual: Mengulik Motif Perilaku Kekerasan Seksual” belum lama ini di Abdullah Sigit Hall, FIP.

Riyanto, pembicara pertama dalam diskusi ini menyatakan bahwa motif dasar yang melatari kekerasan seksual adalah relasi kuasa yang timpang antara laki-laki dan perempuan. Ketika seseorang merasa bahwa dirinya lebih tinggi daripada yang lain, dalam hal ini pada objek kekerasan seksual, pelecehan akan lebih mungkin terjadi. “Oleh sebab itu, saat ini marak berita tentang kasus pemerkosaan dosen kepada mahasiswa, guru kepada murid, atasan kepada bawahan, hingga suami kepada istrinya,” ujar Riyanto.

Ketidaksetaraan gender yang tubuh subur di masyarakat merupakan sebab dasar dari kekerasan seksual. Riyanto, pembicara dari LSM Rifka Anisa tersebut bahkan menyayangkan kekerasan seksual yang terjadi di konteks pendidikan. Ia memberi contoh konkrit pada kasus pemerkosaan Agni yang terjadi di UGM hingga kasus guru ngaji yang mencabuli murid-muridnya di Bantul. “Padahal tempat-tempat tersebut dianggap sebagai tempat paling aman dan kondusif untuk berkembang dan menuntut ilmu,” tambah Riyanto.

Mukhlis, pembicara kedua pada diskusi ini membahas mengenai pendidikan seks yang harus disadari generasi muda. Ketika berbicara tentang organ reproduksi seks, Mukhlis, pembicara dari organisasi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) itu menawarkan sudut pandang unik. “Organ seks paling vital pada manusia adalah otaknya, pikirannya sendiri,” ujar Mukhlis.

Oleh sebab itu, cara terbaik untuk menghindari kekerasan seksual adalah memasok pola pikir dengan pengetahuan yang sehat mengenai seks, memahami informasi layanan serta lembaga seksual yang kredibel, dan mengelola dorongan seksualnya dengan bijaksana.

Diskusi ilmiah “Srawung Psikologi, Sex Education dan Kekerasan Seksual: Mengulik Motif Perilaku Kekerasan Seksual” ini diselenggarakan oleh HIMA Psikologi pada Kamis (25/04/2019) di Auditorium FIP, Abdullah Sigit Hall. Acara ini berlangsung dari pukul 17.00-19.00. (Muhammad Abdul Hadi/JK)