TINGKATKAN KOMPETENSI MAHASISWA SEBAGAI WELDER PROFESIONAL

1
min read
A- A+
read

Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta terus mengembangkan Tim Welding sebagai tim yang disiapkan untuk mengikuti kompetisi pengelasan mahasiswa baik skala nasional maupun internasional. Tim ini bertujuan membimbing dan meningkatkan kompetensi mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY dalam bidang pengelasan yang kemudian akan diikutkan pada kompetisi welding antar mahasiswa maupun di industri.

Tim Pembinaan berada dibawah naungan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik UNY, salah satunya Riswan Djatmiko, M.Pd. Tim Pembinaan Welding Competition merupakan mentor serta dosen – dosen yang berkompeten dalam bidang pengelasan (welding). Salah satu hasil gemblengan tim ini adalah beberapa waktu lalu, tim Pembinaan Welding Competition mengirimkan 2 orang perwakilan untuk mengikuti “Metal Exist 2018” yang diadakan di Balai Latihan Kerja Kota Cilegon, yaitu Ferta Nanda Bungas Adi Nugraha & Suza Arif Altandi. Pada kompetisi tersebut perwakilan tim welding competition berhasil mendapat peringkat ketiga dan keempat.

Riswan, selaku pembimbing menerangkan bahwa kompetisi sangat penting sebagai media tolok ukur yang sahih akan kompetensi yang dimiliki sehingga harapan kami apapun hasil yang diraih para mahasiswa dapat terus termotivasi untuk meningkatkan diri. “Dalam kompetensi kemarin para mahasiswa ditandingkan dengan welder-welder terbaik industri dan hasilnya kami masih bisa masuk tiga besar sehingga ini membuktikan kompetensi mahasiswa sudah setara dengan industry,” lanjutnya.

Sementara itu, Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan FT UNY, Dr. Giri Wiyono, menjelaskan bahwa selain untuk kompetisi fabrikasi, timi ini diharapkan juga dapat meningkatkan pemahaman tentang pengelasan yang aman.

“Perkembangan teknologi dan industri manufaktur maupun industri minyak dan gas di Indonesia berjalan seiring dengan perkembangan bidang pengelasan,” lanjut Giri.

“Tentu profesi bidang pengelasan sangatlah menjanjikan meski padanan dalam bahasa Indonesia memang tukang las, tetapi dalam dunia industri mereka lebih dikenal sebagai welder,” imbuhnya.

“Pekerjaannya mengelas berbagai infrastruktur industri, dari turbin listrik hingga kilang minyak dan pipa tambang. Inilah yang membedakan mereka dengan buruh migran lainnya. Dengan keahliannya mengelas, para welder profesional punya posisi tawar luar biasa,” tutupnya. (hryo)