VIDEO PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TEKANKAN KERJASAMA KELOMPOK

1
min read
A- A+
read

Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) yang terdiri dari Dewi Fatihatul Khoiriyah, Desy Wahyuningsih, Nidia Ambarwati, Sidik Nugroho, Anes Dwi Marsela, dan Tri Prasetio kembangkan video pembelajaran tentang metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tri Prasetio menjelaskan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan metode pembelajaran yang di kembangkan oleh Robert E. Slavin, dimana pada pembelajaran tersebut semua peserta didik dalam suatu kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok biasanya terdiri dari empat sampai lima orang anggota dan pembagiannya  dilakukan secara heterogren atau didasarkan pada keberagaman peserta didik. Menurut Slavin, pembagian kelompok yang memperhatikan keragaman siswa dimaksudkan agar siswa dapat menciptakan kerja sama yang baik, sebagai proses menciptakan saling percaya dan saling mendukung. Keragaman siswa dalam kelompok mempertimbangkan latar belakang siswa berdasarkan prestasi akademik, jenis kelamin, dan suku.

“Tujuan utama dalam metode STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain teman sekelompok  untuk menguasai ketrampilan yang diajarkan oleh guru. Jika siswa menginginkan kelompok memperoleh hadiah, maka mareka harus membantu teman sekelompok mereka dalam mempelajari pelajaran. Sehingga dalam proses pembelajaran tersebut akan tercipta sikap saling kerja sama dan sikap saling menghargai antar anggota kelompok” paparnya

Tri Prasetio menambahkan, metode pembelajaran STAD memiliki beberapa kelebihan diantaranya siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelomok. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasill bersama; Siswa aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok; Interaksi antar siswa sering dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat; Menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama; Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi; Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor siswa dalam belajar bekerjasama.

Selain itu, lanjut Tri Prasetio,  metode STAD juga memiliki kelemahan diantaranya adalah: Membutuhkan waktu yang lebih lama bagi siswa sehingga sulit untuk mencapai target kurikulum; Membutuhkan waktu yang lebih lama bagi guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran koperatif; Apabila peserta didik tidak menggunakan waktu dalam diskusi dengan baik maka kelompok tersebut tidak bisa menyelesaikan tugas dengan tepat waktu; Apabila salah satu anggota kelompok berperilaku menyimpang akan mengganggu anggota kelompok lainnya.

Mahasiwa IPS angkatan 2016 tersebut juga menjelaskan beberapa manfaat dari metode pembelajaran STAD yaitu dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan bagi siswa. Hal ini akan membuat kegiatan pembelajaran di kelas menjadikan siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan karakter STAD yang menekankan pada kerjasama dalam kelompok, pembelajaran berpusat pada siswa  dan adanya penghargaan bagi tim terbaik akan membuat siswa lebih meningkatkan aktivitas dan semangat siswa, khusunya aktivitas dalam berkomunikasi dengan sesama teman anggota kelompok belajarnya. Kemudian dengan adanya penghargaan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, dengan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan partisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran dan motivasi siswa yang tentunya partisipasi aktif tersebut berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. (Eko)