WISUDAWAN UNY HARUS KUASAI TEKNOLOGI DAN BAHASA ASING

2
min read
A- A+
read
WISUDAWAN UNY HARUS KUASAI TEKNOLOGI DAN BAHASA ASING

Wisudawan segagai lulusan pendidikan tinggi, harus selalu mengembangkan ilmu pengetahuan dan bersiap menghadapi tantangan besar yang terjadi di era Revolusi Industri 4.0 dan masyarakat 5.0 saat ini. Wisudawan harus tetap memperhatikan pentingnya penguasaan teknologi, teknologi digital, serta bahasa asing.  Dalam merespon perubahan tersebut, wisudawan harus memiliki mindset yang terbuka terhadap perubahan, mindset yang adaptive, yang sering disebut dengan growth mindset. Manusia dengan growth mindset selalu memandang pencapaian sebagai hasil usaha dan hasil belajar, dan bukan semata-mata karena adanya bakat dan takdir. Sikap semacam ini akan dapat menumbuhkan kemampuan beradaptasi dengan perubahan dan mampu belajar dan mencapai apapun yang kita kehendaki. Wisudawan jangan berpegang pada fixed-mindset (biasanya sudah dalam zona nyaman), sehingga akan  sulit untuk beradaptasi terhadap perubahan, karena sudah membuat batasan-batasan personal terkait dengan apa yang mereka dapat lakukan, dan apa yang tidak dapat mereka lakukan. Demikian dikatakan Rektor UNY Sutrisna Wibawa dalam wisuda lulusan Doktor, Magister, Sarjana dan Diploma periode Juni di GOR UNY Sabtu (29/6). Lebih lanjut Rektor memaparkan bahwa pada saat ini, pendidikan yang bersifat ing ngarso sung tuladha (di depan memberi teladan), ing madya mangun karsa (yang di tengah membangun semangat atau motivasi), tut wuri handayani (yang di belakang memberi dorongan), wajib kita elaborasikan dengan semangat 4C, yaitu creativity, critical thinking, communication dan collaboration. Creativity atau kreativitas menjadi C yang pertama, lewat mengasah otak anak untuk terlatih dan dilatih. Diarahkan untuk berkarya sesuai kreativitas mereka. Pendidikan hadir untuk memberikan teladan, motivasi, dan dorongan yang penting untuk berkreasi dan berinovasi. Bukan justru membatasi inovasi. Critical thinking atau berpikir kritis, menjadi C yang kedua. Kemampuan berpikir kritis kepada anak mampu menangkal paham-paham radikal yang dapat ditangkap otak sebagai ide yang tidak masuk akal. Bersama dengan Communication atau komunikasi menjadi C yang ketiga, dan colaboration atau kolaborasi sebagai C yang keempat, pendidikan diharapkan terjadi oleh dan kepada setiap elemen masyarakat. Sekaligus menghadirkan ilmu-ilmu yang diperlukan untuk menyiapkan diri menuju persaingan bebas. Dari filsafah tersebut, pendidikan diharapkan mampu menjalankan kewajibannya, menyiapkan peserta didik agar cerdas menghadapi sharing economy era di dunia global. Artinya, lulusan perguruan tinggi harus memiliki kecerdasan sosial untuk melakukan terobosan dalam dunia bisnis yang tren sekarang didasarkan atas kolaborasi ekonomi.

Pada wisuda periode ini diwisuda sebanyak 1.574 orang dengan rincian: 20 orang program Doktor (S3), 207 orang Program Magister (S2), 1.135 orang Program Sarjana (S1), dan 212 orang Program Diploma (D3). Sebaran menurut fakultas/PPs: PPs sebanyak 227 orang, FIP sebanyak 237 orang, FBS sebanyak 176  orang, FMIPA sebanyak 157 orang, FIS sebanyak 134 orang, FT sebanyak 299 orang, FIK sebanyak 124 orang, dan FE sebanyak 220 orang.

Wisudawan yang meraih predikat cum laude atau dengan pujian sebanyak 713 orang (45,23%), yang terdiri dari: S3 sebanyak 5 orang, S2 sebanyak 45 orang, S1 sebanyak 605 orang, dan D3 sebanyak 58 orang.

Secara keseluruhan peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi: Program Doktor (S3) adalah Sdr. Dr. Arief Efendi dengan IPK 3,95 dari program studi Manajemen Pendidikan; Program Magister (S2) adalah Sdri. Gamarina Isti Ratnasari, M.Pd., dengan IPK 3,98, dari Pendidikan Matematika; Program Sarjana (S1) adalah Sdr. Muhamad Nur Chozin, S.Pd. (Bidikmisi), dengan IPK 3,95, dari Program Studi Manajemen Pendidikan; dan program diploma (D3) adalah Sdri. Wahyu Oktavia Widiasari,  A.Md.Pas., dengan IPK 3,83 dari program studi Manajemen Pemasaran.

Lulusan tercepat: Program Doktor (S3) dengan masa studi 2 tahun 7 bulan diraih Sdr. Dr. Irwanto dengan IPK 3,93 dari program studi Ilmu Pendidikan; Program Magister (S2) dengan masa studi 1 tahun 6 bulan diraih oleh Sdri. Puput Anjaswari, M.Pd., IPK 3,77 dari program studi Pendidikan Seni; Program Sarjana (S1) dengan masa studi 3 tahun 6 bulan diraih Sdri. Riza Ardina Kumalasari, S.E., IPK 3,62 dari program studi Manajemen; Program Diploma (D3) dengan masa studi 2 tahun 6 bulan diraih Sdr. Saputro Indriawan,  A.Md.T. IPK 3,54 dari program studi Teknik Mesin.

Predikat Lulusan Termuda.  Program Doktor (S3) usia 27 tahun 5 bulan diraih Sdr. Dr. Irwanto dengan IPK 3,93 dari program studi Ilmu Pendidikan; Program Magister (S2) usia 21 tahun 11 bulan diraih oleh Sdri. Sasabila Hasiana Tanjung, M.Pd., IPK 3,94 dari program studi Pendidikan Anak Usia Dini; Program Sarjana (S1) usia 20 tahun 5 bulan diraih Sdri. Ayu Nurul Istiqomah, S.Pd., IPK 3,58 dari program studi PGSD; Program Diploma (D3) usia 19 tahun 10 bulan diraih Sdr. Lukman Hakim,  A.Md.T. IPK 3,57 dari program studi Teknik Mesin. (Dedy)