PENILAIAN BERBASIS KINERJA (PERFORMANCE BASED ASSESMENT) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Penilaian hasil belajar siswa pada pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran. Peranan penting pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang dipilih dan dilaksanakan dengan sistematis (Rusli Lutan, 2001: 17). Berdasarkan karakteristik mata pelajaran penjasorkes yang banyak menggunakan aktivitas jasmani digunakan oleh guru sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran berbasis kompetensi yang menekankan pada pengembangan kemampuan siswa dalam melakukan tugas-tugas dengan unjuk kerja sehingga hasil pembelajarannya berupa penguasaan seperangkat kompetensi.

Keberhasilan dalam melaksanakan asesmen hasil belajar ini akan sangat ditentukan oleh faktor kemampuan guru dalam merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku, mengkonstruksi perangkat instrumen, metode penilaian yang digunakan namun apabila keseluruhan kemampuan itu tidak dikuasai oleh guru, maka kemungkinan besar akan terjadi kesalahan dalam pengukuran hasil belajar, yang pada gilirannya akan mengakibatkan kerugian bagi siswa (Guntur, 2013:1). Penilaian mencakup semua cara yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang individu. Penilaian berfokus pada individu sehingga keputusannya juga terhadap individu. Dalam rangka proses pengumpulan data sebagai bukti tentang pencapaian hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui siswa mengerjakan tugas-tugas, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester ataupun bisa juga dikumpulkan melalui pengamatan serta laporan diri. Semua data yang diperoleh dengan berbagai cara kemudian diolah menjadi informasi tentang individu.

Berdasarkan observasi di sekolah Dasar, Menengah dan atas yang menerapakan kurikulum merdeka yang tersebar pada 4 kabupaten dan 1 Kota di D.I. Yogyakarta tahun 2022 ditemukan permasalahan yang sering dihadapi guru PJOK dalam melakukan asesmen capaian pembelajaran siswa terletak pada validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang digunakan. Penyusunan instrumen masih sangat terbatas pada pengetahuan dan pemahaman guru tentang tes ketrampilan cabang olahraga (sport skill test). GuruBerdasarkan observasi di sekolah Dasar, Menengah dan atas yang menerapakan kurikulum merdeka yang tersebar pada 4 kabupaten dan 1 Kota di D.I. Yogyakarta tahun 2022 ditemukan permasalahan yang sering dihadapi guru PJOK dalam melakukan asesmen capaian pembelajaran siswa terletak pada validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang digunakan. Penyusunan instrumen masih sangat terbatas pada pengetahuan dan pemahaman guru tentang tes ketrampilan cabang olahraga (sport skill test). Guru masih banyak melakukan asesmen berorentasi pada aspek hasil dengan menggunakan bentuk tes keterampilan cabang olahraga yang beragam jenisnya dengan bentuk tes yang terpisah-pisah dan kurang memperhatikan relevansinya dengan materi. Hasil asesmen sering dipengaruhi oleh subjektivitas guru sebagai rater karena dalam melakukan asesmen dilakukan sendiri tanpa melibatkan guru yang lain sebagai kolabolator.

Penilaian kinerja meliputi dua aktivitas pokok, yaitu: 1) pengamatan/observasi saat berlangsungnya unjuk kinerja atau keterampilan dan 2) penilaian hasil dari tugas kinerja yang diberikan. Penilaian kinerja dilakukan dengan mengamati saat peserta didik melakukan aktivitas atau menciptakan suatu hasil karya yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, atau mengamati hasil/produk dari tugas kinerja yang diberikan, atau keduanya. Keterampilan yang ditunjukkan peserta didik merupakan aspek yang akan dinilai. Penilaian terhadap keterampilan didasarkan pada kualitas kinerja peserta didik dengan target yang telah ditetapkan. Proses penilaian dilakukan mulai persiapan dan pelaksanaan tugas sampai dengan hasil akhir yang dicapai. Bentuk-bentuk penilaian kinerja yang dapat diberikan kepada peserta didik dapat berupa penilaian Observasi, Penilaian Kinerja, Penilaian Antar Siswa, Penilaian Diri, Tugas Menyelenggarakan suatu Event, Interview, Pertanyaan terbuka, Journal, Proyek Siswa, Student Portfolio.

Keunggulan Penilaian Berbasis Kinerja(Advantages Performance[1]Based Assessment). 1. Obyektif, artinya penilaian dilaksanakan dengan mengacu pada hal sebenarnya, tidak mencari kesalahan, serta tidak dilandasi oleh perasaan suka atau tidak suka, tetapi lebih mengarah pada fakta tentang kapasitas siswa. 2. Realistis, artinya penilaian dapat dilaksanakan oleh semua unsure yang melaksanakan guru, siswa sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. 3. Tepat Waktu, artinya penilaian siswa mengacu pada prinsip tepat waktu dan dilaksanakan secara periodic sesuai periodesasi proses penilaian kinerja berlangsung. 4. Dapat dipertanggungjawabkan, artinya ini sebagai suatu upaya akuntabilitas, proses penilaian siswa berdasarkan kinerja yang sebenarnya dan tidak terjadi manipulasi selama proses penilaian berlangsung. 5. Terukur, artinya selama proses penilaian berlangsung mengacu pada instrument yang telah tersusun dan ditentukan sebagai dasar dalam pelaksananya. 6. Terbuka, artinya hasil penilaian kinerja bersifat terbuka, adanya peluang klarifikasi bagi siswa yang dinilaianya untuk menghindari subyektifitaspenilai selama proses penilaian berlangsung. 7. Tidak Diskriminatif, selama proses penilaian berlangsung tidak diperkenankan adanya diskriminasi: ras, suku, agama, gender antar evaluator dan siswa yang dinilai. waktu dan dilaksanakan secara periodic sesuai periodesasi proses penilaian kinerja berlangsung.

Pengumpulan bukti belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah maka tugas dilaksanakan oleh guru Pendidikan jasmani dengan tetap memperhatikan prinsip penilaian yang penting adalah akurat, ekonomis, dan mendorong kualitas pembelajaran pendidikan jasmani. Akurat berarti hasil penilaian mengandung kesalahan sekecil mungkin, dan ekonomis berarti sistem penilaian mudah dilakukan dan murah. Sistem penilaian yang digunakan harus mendorong peningkatan kualitas pembelajaran, yaitu mendorong perbaikan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.

Prof. Dr. Guntur, M.Pd
Penilaian hasil belajar siswa pada pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran. Peranan penting pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang dipilih dan dilaksanakan dengan sistematis