HARUS UBAH PARADIGMA MENGAJAR

1
min read
A- A+
read

Permasalahan pembelajaran PPKn bagi guru idealnya menyentuh kognitif, afektif, psikomotor. Namun selama ini pembelajaran belum menarik dan  menyenangkan sehingga kurang membangun motivasi peserta didik. Bagi siswa sendiri PPKn dianggap remeh karena  monoton dan membosankan sekaligus bukan materi ujian nasional. Masyarakat juga menganggap sebagai pelajaran mudah dan guru hanya banyak menerangkan. Untuk itu perlu mengatur strategi pembelajaran PPKn melalui upaya peningkatan semangat belajar yang sesuai dengan Generasi Z. Demikian disampaikan Guru MAN 3 Bantul Nurokhmah dalam takshow inovasi media pembelajaran PPKn di Auditorium UNY, Kamis (9/1). Lebih lanjut pemenang Anugerah Konstitusi Juara 3 Nasional jenjang SMA/MA/SMK tahun 2018 tersebut mengatakan bahwa rendahnya motivasi belajar PPKn adalah karena pemakaian metode ceramah, memposisikan peserta didik pasif, tidak responsif terhadap materi PPKn serta mengabaikan muatan dan visi PPKn. “Hal ini berdampak pada keyakinan bahwa PPKn kurang bermanfaat dan tidak penting bagi mereka” ungkap Nurokhmah. Oleh karenanya Nurokhmah menyarankan perlunya perubahan paradigma tradisional menjadi terfokus pada siswa dengan aktif mencari informasi sehingga pendidikan lebih memberikan rangsangan agar siswa menjadi pembelajar yang aktif. Guru bisa memanfaatkan media pendukung KBM  dalam bentuk digital dan non digital, juga berbagai metode pembelajaran yang menggugah siswa. Dalam akhir paparannya Nurokhmah mengatakan bahwa guru jaman sekarang harus kreatif dengan memanfaatkan media dan lingkungan yang maksimal, terbuka pada perubahan, peduli dan gaul serta melek teknologi. Tidak lupa fokus pembelajaran harus bergeser bukan hanya kognitif/knowledge, tapi pada afektif dan civic disposition.

Kegiatan dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dan Alumni UNY Anik Ghufron. Menurutnya tema talkshow ini menarik karena pembelajaran itu harus menyenangkan karena apabila membosankan pasti tidak menarik antusias siswa. “Apalagi dalam konteks era revolusi industri 4.0 dengan memanfaatkan tekologi informasi” kata Anik Ghufron. Ketua panitia kegiatan Rianda Usmi mengatakan bahwa kegiatan pameran media pembelajaran dan takshow inovasi media pembelajaran PPKn ini merupakan kolaborasi antara program studi S2 PPkn, S1 PPKn dan S1 PGSD dan diikuti oleh 170 peserta dengan menampilkan 72 karya. “Kegiatan ini adalah untuk menjawab tantangan era revolusi industri 4.0 dengan memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dengan kunci inovasi” kata Rianda. Menurut mahasiswa S2 PPKn Pascasarjana UNY tersebut acara ini mengambil tema inovasi media pembelajaran dengan mewujudkan joyful learning dalam pembelajaran PPKn dan mengundang guru SD, SMP dan SMA di DIY dan sekitarnya. .

Pembicara lain dalam talkshow ini adalah Kepala SD Muhammadiyah Sapen Agung Rahmanto yang dalam makalahnya memaparkan bahwa media merupakan bagian komponen penting dari proses komunikasi. “Media pembelajaran dalam muatan PPKn di sekolah dasar hendaknya tidak hanya menyentuh aspek pengetahuan saja, namun juga sikap dan perilaku” katanya. Media pembelajaran juga dapat untuk mengembangkan moral knowing, moral feeling dan moral action dari karakter siswa. Sedangkan Guru Besar Emiritus Teknologi Pembelajaran PPKn UNY Abdul Gafur memaparkan bahwa peranan media era sekarang adalah sebagai sebagai alat bantu mengajar, self instruction atau kombinasi keduanya. (Dedy)