DISKUSI MAHAMERU FIS UNY: SENI DAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM UPACARA KEBO KETAN

1
min read
A- A+
read

DISKUSI MAHAMERU FIS UNY: SENI DAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM UPACARA KEBO KETAN

Pendopo Merah Fakultas Ilmu Sosial UNY disemarakan oleh kedatangan Alim seorang seniman dan Sastri Grey dari Rumah Budaya Babaran Segara Gunung. Mereka diundang sebagai pemantik dalam diskusi bulanan yang diadakan oleh komunitas mahasiswa pecinta alam MAHAMERU FIS UNY. Diskusi tersebut mengangkat topik upacara Kebo Ketan sebagai bentuk pendekatan seni pada aspek lingkungan hidup.

Upacara Kebo Ketan merupakan festival dilaksanakan di Ngawi, Jawa Timur. Dalam perhelatan tersebut dijelaskan dalam mitos yang berkembang di masyarakat seorang tokoh bernama Mbah Kodok menikah dengan Setyowati seorang peri penunggu sendang atau mata air. Upacara Kebo Ketan menautkan aspek lingkungan dalam penyakralan mata air dan ekosistem hutan.

Alim mengatakan bahwa festival Kebo Ketan tersebut diharapkan mendekatkan masyarakat pada lingkungan khususnya terkait mata air Ngiyom dan Margo di Widodaren yang terancam akhibat kerusakan hutan di sekitarnya. Dari situlah diharapkan warga lebih memperhatikan kelestarian bumi.

Pemaparan dua pemantik tersebut juga turut memberikan pemahaman lain bagi peserta diskusi khususnya anggota MAHAMERU FIS UNY untuk menjadikan seni sebagai jalan alternatif atau opsi lain yang bisa dipakai dalam mengedukasi atau membangun kesadaran lingkungan bagi masyarakat dalam proker-proker pengabdian masyarakatnya. (Latifah Diah/ JK)