MENTERI DESA HARAPKAN SINERGI KAMPUS DENGAN DESA DALAN WEBINAR UNY

3
min read
A- A+
read

Webinar bertajuk Kampus Merdeka Untuk Desa

Drs. Abdul Halim Iskandar, M.Pd selaku Menteri Desa PDTT dan Ketua Dewan Pertimbangan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), hadir dalam Webinar bertajuk Kampus Merdeka Untuk Desa yang digelar di Auditorium UNY Karangmalang Sleman pada Sabtu (27/06) pagi. Webinar juga diikuti oleh Sekjen Kementerian Desa Anwar Sanusi, Ph.D, Rektor UNY Prof. Sutrisna Wibawa, Guru Besar UNY Prof. Yoyon Suryono dan Prof. Margana, serta Dosen Sosiolog Desa Fisipol UGM Dr. Arie Sujito.

Melalui dialog akademik dengan masyarakat umum bertema “Kampus Merdeka untuk Desa” tersebut, Prof. Sutrisna Wibawa yang sekaligus bertindak sebagai tuan rumah, berharap bahwa Webinar dapat membahas bagaimana kehadiran kampus dapat memperkuat daerah dan memajukan pemerintah desa. Terlebih di era normal baru pasca Pandemi COVID-19, yang menyebabkan aktivitas ekonomi lesu dan mata pencaharian masyarakat berkurang signifikan.

“Kampus, bisa menjadi “magnet” pembangunan. Bulaksumur tempat UGM berdiri maupun Depok yang kini menjadi lokasi kampus UI juga dulunya lahan kosong yang masih sepi. Setelah ada kampus, pembangunannya menjadi begitu pesat. Begitupula di Karangmalang dan Mrican, kampus telah lama menjadi magnet investasi dan aktivitas perekonomian. Di era kampus merdeka ini, kita akan membahas bagaimana kampus dapat berkontribusi untuk pengembangan desa,” pungkas Sutrisna.

Menerapkan Protokol Kesehatan secara Ketat

Bagi para pembicara yang melakukan pemaparan Webinar dari Auditorium UNY, protokol kesehatan secara ketat diterapkan oleh UNY sebagai tuan rumah. Seperti diantaranya: peserta selalu mengenakan masker, mencuci tangan dan diukur suhu badannya menggunakan termometer infrared sebelum memasuki area kegiatan, serta pengaturan tempat kegiatan, ruang makan, penyajian makanan yang sesuai dengan standar pencegahan COVID 19, dengan tempat duduk jarak antar peserta minimal 1,5 meter.

Sedangkan peserta Webinar berupa Bupati dan Walikota seluruh DIY, Penewu dan Lurah, maupun masyarakat umum, bergabung dalam webinar tersebut secara daring. Dialog dan keturutsertaan dilakukan online mealalui Zoom dan Youtube, karena agenda ini disiarkan secara daring

“Kami telah bersurat kepada Para Bupati, Lurah, dan Penewu. Mengikuti diskusi bertajuk: Kampus Merdeka untuk Desa,” imbuh Sutrisna.

Untuk mendukung penerapan protokol kesehatan tersebut, kegiatan berlangsung dengan pengiriman pemberitahuan dan koordinasi dengan Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Sleman.

“Makan nanti kita menggunakan boks, dan protokol kesehatan akan diterapkan secara ketat dalam seluruh kegiatan,” ungkap Sutrisna.

Kebijakan Kementerian Desa

Abdul Halim mengungapkan, bahwa di UNY saja, ada 4.300 mahasiswa yang menjalani program KKN (Kuliah Kerja Nyata) pada setiap tahunnya. Aktivitas ini belum ditambah dengan program-program lain seperti  PLP (Pengenalan Lapangan Persekolahan), dan PPM (Program Pengabdian Masyarakat).

Oleh karena itu, Menteri Desa berharap bahwa kampus dapat turut memperjuangkan kemajuan daerah pedesaan.  Perihal teknis seperti pengelolaan dana desa juga dapat terbantu dengan adanya dosen dan mahasiswa dari perguruan tinggi, karena mereka dapat memberikan input dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) sampai keperluan administrasi.

“Saya sebut para mahasiswa sebahai sahabat, karena kita satu almamater. Saya berharap, kampus terus hadir untuk desa. Tujuan utamanya memang belajar dari kehidupan nyata di masyarakat, sekaligus kalau bisa berkontribusi bagi pembangunan desa, menggunakan pengalaman dan ekspertis sebagai mahasiswa," imbuh Halim.

Untuk mendukung peran serta tersebut, kebijakan yang ditelurkan Kementerian Desa PDTT antara lain mengoptimalkan peran BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) dan sinerginya dengan kampus. Terlebih, BUMDes tidak hanya memiliki fungsi produksi yang mengejar keuntungan, tapi juga konsolidsatif dengan tujuan pemberdayaan masyarakat.

Melalui keberadaan kampus, masalah-masalah yang ada di desa dapat dicarikan solusinya melalui kemampuan para akademisi dalam berinovasi dan menciptakan model bisnis.

"Sehingga, kampus dapat membantu model bisnis dan operasional Bumdes. Ambil contoh, saat ini masih ada 13.000 desa belum memiliki jaringan internet, dan beberapa ribu desa yang belum terelektrifikasi. Kami di Kementerian Desa memprioritaskan penggunaan dana desa untuk mengurai permasalahan tersebut, dan kampus bisa berperan besar untuk menghadirkan solusi pembangunan," ujar Halim.

Sekjen Kementerian Desa Anwar Sanusi, Ph.D menambahkan bahwa dengan kehadiran kampus untuk masyarakat desa, universitas dapat berperan secara konkrit untuk masyarakat. Fleksibilitas sistem perkuliahan yang telah dirumuskan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu tiga semester di luar kampus, bisa dimanfaatkan para civitas kampus untuk membangun desa.

Kementerian Desa PDTT melalui kerjasama dengan kampus, akan membantu dalam tataran kebijakan untuk pelaksanaan agenda tersebut.

"Sehingga ilmu yang dipelajari di kampus tidak di menara gading, tetapi membumi dan bermanfaat untuk membangun desa,"

Paparan Para Narasumber

Prof. Yoyon Suryono selaku Guru Besar UNY, menyatakan bahwa tantangan membangun desa memang cukup berat. Indonesia masih memiliki 777 desa dengan status sangat tertinggal, dan hanya 1.480 yang berstatus desa mandiri.

Padahal, RPJMN 2020-2024, mengamanatkan 5.000 desa berstatus mandiri, dan sebisa mungkin mengentaskan desa dengan status sangat tertinggal.

"Sebuah pekerjaan yang berat, tapi sangat mungkin untuk dicapai dengan kerja keras. Insya allah, universitas siap membantu Pak Menteri lewat studi-studi, dan satu disertasi saat ini sudah dibiayai oleh Kementerian," ujar Yoyon.

Dosen Sosiolog Desa Fisipol UGM Dr. Arie Sujito, berharap ada energi kolektif dari kampus sebagai dunia keilmuan, untuk menjawab problem masyarakat. Termasuk masalah-masalah yang ada di desa.

"Jangan sampai energi dan pemikiran para dosen dan mahasiswa dihabiskan hanya untuk angka kredit ataupun kepentingan pribadi, tapi harus kita abdikan untuk kepentingan masyarakat," ungkap Arie.

Agenda Webinar ini adalah serangkaian kegiatan kunjungan Menteri Desa PDTT ke Sleman dan Gunungkidul. Secara berurutan, agenda Menteri Desa PDTT antara lain: MoU Kemendes dan Perti Desa dengan UNY dan Tujuh Perguruan Tinggi Negeri, Webinar Online “Kampus Merdeka untuk Desa”, Pelepasan Simbolis KKN UNY, unjungan ke Gua Pindul, Lokasi Proyek Pembangunan Kampus UNY Semanu, Dialog dengan Lurah se-Gunungkidul di Tlaga Jonge, dan Pantai Indrayanti. Direncanakan agenda kunjungan kerja akan berakhir di Gunungkidul pada Sabtu (27/06) malam. (Ilham Dary A)