EVALUASI PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN PADA MASA PANDEMI VIRUS KORONA 2019

Pandemi virus korona-2019 (covid-19) telah memaksa semua proses pembelajaran dilakukan dalam jaringan (daring) menggunakan moodle, google classroom, Zoom, google meet, dsb. Pembelajaran dalam jaringan lebih cocok diterapkan pada mata kuliah teori tetapi kurang cocok diterapkan pada mata kuliah praktik. Program studi Pendidikan Teknik Boga memiliki banyak mata kuliah praktik sehingga terjadi banyak masalah selama penerapan pembelajaran daring. Penyebab masalah pembelajaran daring perlu dikaji dan dievaluasi untuk memperbaiki proses pembelajaran berikutnya. 

Direktorat Pembelajaran Dikti mengendalikan mutu pembelajaran daring dari empat komponen yaitu: 

1) konten pembelajaran dirancang semenarik mungkin, sistematis, mudah dipahami untuk belajar mandiri, 

2) Proses pembelajaran memberi ruang interaksi antara mahasiswa dengan dosen, dan materi pembelajaran; 

3) Media penyampaian berbasis teknologi digital; dan 

4) Evaluasi menggunakan alat-alat pengukuran yang bermutu.

 

Be-smart UNY menggunakan LMS moodle sebagai penyedia layanan pembelajaran. Di dalam moodle sudah terdapat kuesioner evaluasi mutu pembelajaran daring yaitu ATTLS (Attitudes Towards Thinking and Learning Survey) dan COLLES (Constructivist On-Line Learning Environment Survey). Tujuan kuesioner ATTLS adalah untuk mengevaluasi sikap/cara berpikir dan belajar mahasiswa. Tujuan kuesioner COLLES adalah untuk mengetahui bagaimana penyampaian materi pembelajaran on line dapat digunakan untuk belajar. COLLES memiliki 6 indikator yaitu:  relevance, reflection, interactivity, tutor support, peer support, dan interpretation.

 

Karaktertistik pembelajaran daring yang sukses antara lain (1) memiliki materi berkualitas, menarik dan mudah dipahami (Vo, Zhu, & Diep, 2020). Konten e-learning yang kurang berkualitas dapat menyebabkan ada peningkatan pengetahuan tetapi tidak ada perubahan sikap dan keterampilan di tempat kerja setelah belajar (Alturkistani, Car, Wells, & Meinert, 2018). Hasil penelitian Afify menunjukkan durasi video yang pendek ternyata lebih disukai mahasiswa, mengurangi beban kognitif dan berhubungan positif terhadap hasil belajar kognitif (Afify, 2020). Alcaria mengembangkan metode evaluasi modern dalam e-learning untuk mencegah bias karena tulisan tidak jelas, plagiarisme, melalui peer assessment dan peer review (Alcarria, Bordel, de Andrés, & Robles, 2018). Karakteristik dosen yang sukses dalam pembelajaran daring adalah: (1) melek teknologi; (2) mampu mengoperasikan teknologi mengajar; (3) membuat, mengunggah dan membagikan konten video yang berkualitas kepada mahasiswanya (Rasheed, Kamsin, & Abdullah, 2020).

 

Pappas mengungkap tiga tipe penilaian hasil belajar yang efektif dalam pembelajaran daring yaitu: (1) Portofolio online yang berisi kumpulan kegiatan berbasis kinerja terbaik mahasiswa, kemudian dievaluasi diakhir pembelajaran; (2) Proyek kolaborasi online, yaitu mahasiswa menunjukkan keterampilan dan penguasaan pengetahuannya secara online melalui situs web bersama; (3) Simulasi online, yaitu mahasiswa menerapkan pengetahuan dan keterampilannya pada media simulasi on-line sampai memperoleh hasil yang diharapkan (Pappas, 2015). Penilaian hasil belajar menganut pada prinsip-prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara terintegrasi. 

 

Moodle menyediakan beberapa pilihan jenis tes hasil belajar, Tes objektif paling tepat dipilih karena hasil tes tidak dipengaruhi oleh suasana hati penilai dan hasil tes langsung dapat diunduh. Tes diagnosis kemampuan siswa selama 3 minggu menunjukkan pola perubahan yang menarik sebelum dan sesudah masa pandemi covid-19. Sebelum masa pandemic sebanyak 22% mahasiswa tidak berpartisipasi dalam kuis (skor 0) dan 35% mahasiswa mendapat skor <50. Selama masa pandemi covid-19, hanya <10% mahasiswa yang tidak aktif mengerjakan kuis dan hanya 1,9% mahasiswa yang memiliki nilai Statistik <5. Berdasarkan data ini, pandemi covid-19 ternyata telah mengubah gaya belajar mahasiswa PT Boga yang sebelumnya kurang suka membaca menjadi (terpaksa) suka membaca.

  

Kejujuran akademik harus selalu diingatkan kepada mahasiswa. Dalam jawaban tes objektif pertama ditemukan: tanggal: jam mulai, jam berakhir, durasi waktu dan skor tes yang sama. Berasal dari kejadian tersebut, dosen mengambil tindakan mengacak soal tes objektif untuk tugas minggu berikutnya. Mahasiswa yang tidak jujur diberi umpan balik agar selalu menjaga integritas supaya bisa dipercaya orang lain. Kejadian serupa ditemukan pada tugas mata kuliah Statistik yaitu hampir semua mahasiswa yang mengumpulkan tugas mendapat nilai 100. Dalam tugas ketiga ternyata ada satu mahasiswa yang mengirim tugas masih asli dari pekerjaan temannya, tanpa mengganti nama. Berdasarkan kasus ini, sebaiknya tugas mata kuliah Statistik diberikan dalam bentuk projek, simulasi data penelitian yang akan dianalisis disusun oleh mahasiswa sendiri. Tugas yang jawabannya sama, sangat mudah dibagikan sehingga mendorong mahasiswa bertindak tidak jujur.  

Evaluasi hasil belajar praktik memasak selama pandemi covid-19 dilakukan dengan tugas projek. Penilaian praktik dilakukan dengan kriteria: (1) menyusun daftar belanja dan prosedur kerja yang rasional; (2) menggunakan baju praktik lengkap; (3) bahan dan bumbu lengkap dan ditata dengan rapi; (4) mendokumentasikan setiap langkah praktik memasak; (5) mendisplay hasil masakan secara artistik.

 

Hasil analisis tematik menemukan mahasiswa yang sukses belajar daring memberi tanggapan sebagai berikut: (1) pembelajaran daring lebih fleksible dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja; (2) materi daring yang lengkap sangat membantu untuk mengerjakan tugas; (3) saat belajar maksimal mahasiswa bisa mendapatkan nilai memuaskan,

Mahasiswa yang tidak mengerjakan kuis merasa belum siap belajar mandiri, terlalu banyak tugas, kurang suka membaca dan takut mendapat skor rendah. Mahasiswa yang mendapat skor 0 menyatakan sudah membuka kuis tetapi lupa mengerjakannya sampai batas waktu yang disediakan habis. Beberapa mahasiswa yang telah mencoba mengerjakan kuis tetapi mendapat skor rendah ternyata kurang termotivasi untuk mengerjakan kuis berikutnya.

 

Berdasarkan data dan informasi dan yang dikumpulkan selama melakukan pembelajaran daring dapat direkomendasikan: 

(1) Mahasiswa diharapkan memiliki kesadaran diri untuk belajar, selalu memupuk semangat belajar agar mencapai hasil belajar maksimal  

(2) Dosen mengembangkan materi yang sederhana dan mudah dipahami, karena materi yang terlalu lengkap (buku, modul, power point, link URL, video, kuis, tugas, forum diskusi, video conference) dapat menyebabkan kelelahan bagi dosen maupun mahasiswa

(3) Evaluasi pembelajaran sebaiknya dikombinasi dengan tes objektif yang diacak, berkualitas baik sehingga dapat mengukur kemampuan mahasiswa yang sebenarnya. Tugas-tugas individu sebaiknya berbentuk proyek yang menuntut mahasiswa berpikir kreatif. Memberi tugas dengan jawaban yang sama kurang baik karena memicu mahasiswa mencontek pekerjaan temannya

Prof. Dr. Endang Mulyatiningsih, M.Pd.
endang