LPPM KREATIVA FBS LUNCURKAN MAJALAH

1
min read
A- A+
read

LPPM Kreativa meluncurkan majalah mahasiswa di Pendopo Tedjokusumo, Sabtu (24/8/2019). Majalah yang berjudul “Dunia Perbukuan di Yogyakarta” ini merupakan majalah pertama yang diterbitkan LPPM Kreativa. Sebelumnya, LPPM Kreativa menerbitkan produk dalam bentuk jurnal.

Pimpinan Umum LPPM Kreativa, Mohammad Nursaid Rohmatullah menyatakan bahwa konteks perbukuan di Yogyakarta merupakan suatu hal istimewa. "Unik dan tidak terjadi di tempat lain," ujar Said, Sabtu (24/8/2019).

Steffano Marudut Bagaskara, ketua BEM FBS menyatakan bahwa dengan hadirnya majalah Kreativa ini merupakan tonggak langgengnya pikiran kritis di kalangan mahasiswa FBS. “Dengan ini, LPPM Kreativa semoga terus melakukan kritik kepada pihak kampus demi kemajuan kampus itu sendiri,” ujar Steffano, Sabtu (24/8/2019).

Peluncuran majalah Kreativa yang mengangkat tema perbukuan di Yogyakarta ini mengundang dua pembicara penggiat buku dan dunia penerbitan Yogyakarta. Dua sosok tersebut adalah Tri Prasetyo, pendiri penerbit Indonesia Tera dan Indrian Koto, sastrawan cum pendiri penerbit JBS.

Pembicara pertama, Tri Prasetyo menyatakan bahwa industri buku cetak tidak akan pernah mati. “Awalnya ketika informasi menjadi daring, muncul prediksi bahwa dunia penerbitan akan digantikan dunia digital. Ternyata tidak! Kini, buku daring dan cetak berjalan beriringan dan saling melengkapi,” ujar Tri, Sabtu (24/8/2019).

Tri juga menambahkan bahwa untuk menjajaki dunia buku Indonesia di era digital, penerbit harus mempertimbangkan tujuh hal yaitu konten buku, branding penulis, segmen usia, kemasan buku, distribusi buku, strategi promosi. dan harga dari buku tersebut.

Sementara itu, pembicara kedua, Indrian Koto menyampaikan terkait penerbitan indie di Yogyakarta. “Ada tren tertentu dalam penerbitan indie di Yogyakarta. Misalnya ada yang hanya fokus di buku-buku sastra, seni rupa, atau jurnalistik. Padahal pasar dari buku tema-tema tersebut tidak besar. Namun semangat untuk terus berdedikasi di bidang inilah yang patut diapresiasi,” ujar Indrian, Sabtu (24/8/2019). (Muhammad Abdul Hadi/JK)