IKAPEN UNY Gelar Syawalan

Syawalan adalah tradisi yang umum dilakukan dan dilestarikan oleh masyarakat Indonesia. Tradisi Syawalan hakekatnya adalah ungkapan rasa syukur umat muslim karena sudah mampu menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan dan sudah pula menutupnya dengan sholat Idul Fitri. Syawalan atau halal bihalal yang erat kaitannya dengan ibadah kaum muslim tersebut karena nilainya luar biasa, mempererat silaturahmi, saling memafkan, dan berbagi kebahagiaan, akhirnya diakui menjadi milik bersama oleh seluruh warga secara lintas suku, agama, ras, maupun golongan. Demikian pernyataan singkat Dr. Sumaryadi, M.Pd., Wakil Ketua I Ikapen, ketika ditemui di luar ruangan syawalan.

Ikatan Keluarga Pensiunan Universitas Negeri Yogyakarta (IKAPEN UNY) pun merasa perlu selalu menyelenggarakan syawalan atau halal bihalal bagi para anggotanya yang terdiri atas purna karya tenaga akademik atau dosen dan tenaga kependidikan atau tendik di UNY. Syawalan 1446 H kali ini diselenggarakan di Ruang Ballroom Gedung D4 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNY, dihadiri oleh sekitar 120 orang pada 19 April 2025. Sebagai penghangat suasana awal, ditampilkan grup musik Fandi & Friend pimpinan Masdar dengan vokalis Ira. Mereka membawakan lagu-lagu seperti: Surgamu, Tuhan, Sajadah Panjang, Kusadari, dan Cinta yang Tulus.

Dalam sambutannya, Ketua IKAPEN UNY, Dr. Sardiman AM, M.Pd., menegaskan bahwa syawalan merupakan ajang silaturahmi yang memiliki keutamaan: mempererat tali persaudaraan, mendekatkan diri kepada Allah SWT, mohon dilapangkan rejekinya, dan bisa memperpanjang umur. Disampaikan juga bahwa hari ini dank e depan IKAPEN UNY harus semakin mandiri, yakni melakukan berbagai upaya produktif agar IKAPEN mampu membiayai organisasinya sendiri. Dalam kesempatan itu IKAPEN juga melepas warganya, Ibu Sri Wahyuning Lestari, untuk menjalankan ibadah haji pada 2025 ini.

Prof. Soni Nopembri, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan yang hadir mewakili Rektor, dalam sambutannya menyampaikan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H kepada seluruh warga IKAPEN UNY. Prof. Soni menyatakan bahwa kata syawal itu berarti peningkatan, peningkatan ibadah. Dengan demikian, diharapkan UNY dengan doa restu warga IKAPEN mampu terus mengembangkan diri, di samping selalu menjaga marwah kependidikan. Sebagai universitas internasional ada dua factor penting yang harus selalu diperhatikan, yakni hukum dan psikologi. Pada akhirnya Prof. Soni menegaskan keinginannya untuk berkolaborasi dengan IKAPEN UNY yang selalu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial-kemasyarakatan-edukatif.

Sementara itu, hikmah syawalan disampaikan oleh Prof. Dr. Hj. Nurfina Aznam, APT., M.S.. Prof. Nurfina memaparkan makna di balik puasa dan kesehatan. Ditegaskan bahwa orang berpuasa dalam jangka waktu tidak kurang dari delapan jam dan tidak lebih dari enam belas jam, tubuh akan membentuk protein khusus yang dinamai autophagisom. Proses autophagi membuat tubuh jadi lapar. Ketika tubuh lapar, sel-sel tubuh pun ikut lapar. Sel-sel yang lapar ini akan memakan sel-sel dirinya yang sudah tidak berguna atau sel-sel mati agar tidak menjadi sampah di dalam tubuh. Dengan demikian, sel-sel mati ini tidak akan menghasilkan sesuatu yang bisa membahayakan tubuh. Maka, tubuh orang yang berpuasa akan membersihkan dirinya sendiri. Manfaat puasa, lanjutnya, secara keseluruhan dapat meningkatkan kesehatan, baik fisik maupun mental.

Pada akhir ceramahnya, Prof. Nurfina menceritakan sejarah pengobatan yang berawal dari tanaman. Indonesia merupakan “mega center” keanekaragaman hayati dunia, seputar 30.000 jenis tumbuhan, yang 7.000 di antaranya berkhasiat sebagai obat. Beberapa itu di antaranya: kunir untuk menyembuhkan ambeien, temulawak untuk obat sembelit, sereh untuk menurunkan kolesterol, dan seterusnya.

Syawalan ditutup dengan pembacaan doa oleh Dr. M. Djazari, M.Pd. dan diakhiri dengan jabat tangan.

Penulis
Hartati
Editor
Dedy
Kategori Humas
IKU