PERAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT DALAM MEMULIAKAN MARTABAT MANUSIA

Tuntutan masyarakat atas peran perguruan tinggi saat ini semakin luas, bahwa perguruan tinggi (PT) di Indonesia perlu memperluas peran konvensionalnya yakni bukan sekedar sebagai lembaga pencetak tenaga ahli dan kaum terpelajar semata, akan tetapi PT perlu dikembangkan menjadi institusi penghasil ilmu pengetahuan dan pelopor inovasi teknologi serta pemecah masalah atas kompleksitas persoalan sosial kemasyarakatan.

Untuk itu membangun Excellent University merupakan kebutuhan mendesak dan sangat penting guna meningkatkan daya saing bangsa. Urgensi pengembangan Excellent University harus dapat diletakkan dalam konteks, paling tidak 3 tantangan utama. Pertama, perkembangan iptek yang berlangsung sangat cepat dan dinamis; kedua, iptek kian menunjukkan perannya sebagai instrumen utama penggerak pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge based economy); dan ketiga, globalisasi sudah menjadi fenomena yang membawa pengaruh besar pada perguruan tinggi, dampak yang nyata adalah interaksi antara PT asing dengan PT dalam negeri yang berlangsung semakin intensif.

Jika mengacu The Global Competitiveness Report dalam kurun waktu 4 tahun terakhir meskipun ada kecenderungan daya saing kita terus meningkat, namun pada tahun 2015 peringkat daya saing Indonesia turun dari peringkat 34 (tahun 2014) menjadi peringkat 37 (tahun 2015). Kriteria yang dipergunakan dalam mengukur indeks daya saing bangsa adalah menggunakan 12 pilar, diantaranya pilar innovation dan pilar technologycal readiness.

Jumlah peneliti kita baru mencapai 205 peneliti per satu juta penduduk, sementara itu Malaysia 372 dan Thailand 311. Total belanja nasional untuk penelitian dan pengembangan terhadap rasio produk domestik bruto (PDB) baru berkisar 0,09%. Aplikasi paten per satu juta penduduk, posisi kita masih tertinggal diantara negara-negara Asean lainnya seperti Malaysia, Thailand dan Philipina. Data-data tersebut menggambarkan bahwa kegiatan riset, pengembangan dan inovasi di tanah air belum sesuai dengan apa yang kita harapkan dan itulah tantangan kita bersama.

Penggabungan unsur pendidikan tinggi dengan riset dan teknologi menjadi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi merupakan upaya untuk mempercepat tumbuh dan berkembangnya kegiatan riset dan inovasi di Indonesia. Hal ini didasari bahwa perguruan tinggi memiliki sumber daya manusia yang terus tumbuh dan silih berganti, yang akan menjadi sumber lahirnya ide-ide inovatif yang luar biasa. Kemenristekdikti terus mendorong meningkatkan budaya riset dan pengembangan para dosen untuk memenuhi tridharma perguruan tinggi serta meningkatkan kolaborasi antara perguruan tinggi, lembaga litbang dan industri, untuk mempercepat hilirisasi hasil karya para dosen.

Untuk mewujudkan hal tersebut, berbagai program telah dikembangkan Kemenristekdikti diantaranya program pembelajaran dan mahasiswa, program penguatan kelembagaan, program penguatan sumberdaya, penguatan riset dan pengembangan serta program penguatan inovasi.

Khusus terkait dengan upaya peningkatan budaya riset, pengembangan dan inovasi, berbagai skema pendanaan telah diluncurkan Kemenristekdikti seperti pendanaan untuk STP, Pusat Unggulan Iptek, Pendanaan Riset Dasar dan Terapan, Pengembangan Prototipe Teknologi di Industri, Inkubasi Teknologi, Penerapan Teknologi di Industri serta Pendanaan Inovasi PT di Industri.

Saat ini berbagai konsorsium riset yang melibatkan unsur PT, lembaga litbang dan industri telah terbentuk. Konsorsium inilah nantinya kita harapkan sebagai wahana untuk melahirkan produk-produk inovasi hasil R&D.

Saya mengapresiasi tekad civitas akademika UNY untuk meneguhkan peran penelitian dan pengabdian pada masyarakat dalam memuliakan martabat manusia. Untuk itu perlu terus didorong optimalisasi peran dosen untuk mencapai tiga pilar keunggulan yaitu keunggulan akademik, penelitian dan pengabdian masyarakat..

Dalam bidang keunggulan akademik, harus diupayakan agar program studi di UNY meraih akreditasi oleh lembaga nasional, regional, dan internasional, sehingga mampu menghasilkan lulusan berstandar internasional. Dalam bidang keunggulan penelitian, harus dibudayakan seluruh civitas akademik UNY untuk melakukan riset dan pengembangan yang berkualitas agar dapat memberikan 3 manfaat sekaligus, yaitu manfaat ilmiah, ekonomi dan sosial. Upaya ini menjadi penting mengingat hasil rakernas beberapa waktu yang lalu telah disepakati bahwa setiap PTN diharapkan dapat memunculkan 1 produk inovasinya setiap tahun.

Kemenristekdikti akan terus mendorong upaya yang dilakukan LPPM dalam rangka hilirisasi hasil-hasil R&D di UNY menjadi sebuah produk inovasi. UNY melalui LPPM dapat mengambil peran atas program-program yang ada di Kemenristekdikti. Untuk itu kedepannya LPPM dapat memperluas perannya menjadi semacam Technology Transfer Office (TTO) yang berfungsi sebagai mediator dalam membangun interaksi antara para peneliti dengan industri, memfasilitasi pengelolaan HKI, membantu dalam menyusun bisnis model hasil R%D, membantu proses lisensi dan alih teknologi serta melakukan negosiasi dengan industri dalam proses hilirisasi hasil-hasil R&D. TTO ini diharapkan nantinya tidak lagi bersifat cost center akan tetapi menjadi salah satu unit profit center di PT. Kemenristekdikti bekerjasama dengan UE melalui program TCF (Trade Cooperation Facilities), memfasilitasi pengembangan TTO di beberapa PT.

 

Sambutan Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Dr. Jumain Appe dalam Seminar Nasional dan Gelar Produk Penelitian & PPM di LPPM UNY 26 April 2016.

Dr. Jumain Appe
Dr. Jumain Appe