MAHASISWA UNY KENALKAN WAYANG LEWAT WEBTOON

1
min read
A- A+
read

MAHASISWA UNY KENALKAN WAYANG LEWAT WEBTOON

Ada banyak budaya Indonesia yang perlahan pudar digerus modernitas. Wayang adalah salah satu contohnya. Bagi Muarifah (Pendidikan Sejarah 2016) dan kawan-kawan, ini adalah sebuah permasalahan. Ia ingin membantu melestarikan wayang agar tetap dikenal anak-anak muda.

Bersama Nuri Saptaningtyas (Pendidikan Sejarah 2016) dan Shaff Gofar Malik (Pendidikan Seni Rupa 2017), Muarifah menciptakan Webway yang merupakan akronim dari Webtoon Wayang. “Webway kami ambil karena adanya kegelisahan kami terhadap pelestarian wayang yang tidak begitu digemari oleh generasi muda, seperti tidak dimengertinya bahasa, pertunjukan yang terlalu malam, dan sebagainya,” tutur Muarifah pada Selasa (27/8/2019).

Lebih jauh, Muarifah menjelaskan bahwa wayang penting untuk dikenalkan kepada anak muda, sebab di dalamnya terdapat nilai luhur yang dapat diterapkan dalam kehidupan. “Dengan sentuhan teknologi, melalui Webtoon, wayang akan lebih mudah dipahami oleh remaja,” kata Muarifah.

Saat ditanya mengenai proses kreatif pembuatan Webway, Muarifah menjelaskan bahwa ia dan kawan-kawan mengkolaborasikan kebudayaan lokal dengan alat modern. “Kami menggunakan gawai dalam penyaluran nilai-nilai luhur dari komik digital wayang. Selain itu, kami mencampur cerita wayang yang kami angkat dengan tambahan cerita modern versi kami –tentu tanpa menghilangkan pakem yang ada di wayang,” tuturnya.

Untuk proses penggarapannya, mereka berbagi tugas. Nuri Saptaningtyas bertugas sebagai penanggungjawab administrasi perizinan dan perancangan naskah media Webway. Mu'arifah bertugas sebagai penanggungjawab keperluan metode penelitian, seperti pembuatan kendali wawancara, observasi, instrumen, dll. Sementara Shaff Gofar Malik bertugas sebagai penanggung jawab pembuatan media Webway.

Webway telah teruji efektif untuk mengenalkan wayang kepada anak muda. “Pengujian Webway telah dilakukan secara terbatas di SMA Negeri 6 Yogyakarta. Pengujian tersebut dilakukan pada 17 Juli 2019 bersama 7 peserta didik. Hasilnya terjadi peningkatan pemahaman nilai luhur wayang yang dapat diambil oleh peserta didik,” kata Muarifah. Dalam pengujian ini, metode yang digunakan adalah kuantitatif eksperimen dengan before-after (O1 X O2). (Muhammad Abdul Hadi/JK)