TIM PKM UNY RAIH PERUNGGU DALAM PIMNAS

1
min read
A- A+
read

TIM PKM UNY RAIH PERUNGGU DALAM PIMNAS

Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Negeri Yogyakarta berhasil meraih perunggu kategori presentasi dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional di Bali belum lama ini. Tim PKM UNY yang terdiri dari Febriani prodi Pendidikan Fisika, Ridho Utami prodi Fisika dan Adhis Tessa prodi Pendidikan Sosiologi membuat karya berjudul ‘Pergeseran Nilai Gotong Royong terhadap Pola Hidup Masyarakat berdasarkan Sudut Pandang Termodinamika’

Menurut Febriani, mereka tertarik untuk mengkaji tentang keterkaitan pergeseran gotong royong terhadap pola hidup masyarakat berdasarkan sudut pandang termodinamika sebagai sistem kompleks. “Sebagaimana diketahui gotong royong menjadi penanda identitas dan harmoni sosial bangsa Indonesia, karena gotong royong merupakan budaya yang telah tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia sebagai identitas dan warisan budaya yang telah ada secara turun-temurun” papar Febriani. Namun belakangan ini gotong royong telah mengalami pergeseran nilai karena adanya perubahan sosial yang mempengaruhi, seperti berkembanganya teknologi industri dan informasi serta tingkat kesibukan masyarakat yang tinggi sehingga dalam proses gotong royong tidak lagi menggunakan tenaga, tetapi bisa digantikan oleh uang yang bersifat material. Apalagi dengan adanya pesta demokrasi tahun 2019 lalu yang membuat masyarakat terkotak-kotak dalam komunitas sesuai minat dan menimbulkan perpecahan serta gesekan antar masyarakat, golongan bahkan antar anggota keluarga. Dalam hal ini gotong royong bisa menjadi media untuk saling berinteraksi serta meredam konflik yang ada.

Ridho Utami memaparkan bahwa penelitian ini menggunakan metode campuran atau mixed methods, yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Metode tersebut digunakan karena dibutuhkan analisis secara kualitatif dan kuantitatif dalam menarik kesimpulan. Model yang digunakan ialah model sequential exploratory, dimana dilakukan metode kualitatif terlebih dahulu kemudian kuantitatif. “Budaya gotong royong serta pergeserannya dapat digali secara mendalam dengan menggunakan metode kualitatif” kata Ridho “Sementara penelitian kuantitatif difokuskan untuk mencari korelasi antara budaya gotong royong dengan termodinamika sebagai sistem kompleks serta pemetaan pergeseran budaya gotong royong”. Lokasi yang dipakai untuk penelitian adalah Desa Tamanan, Banguntapan, Bantul.

Adhis Tessa berharap agar hasil penelitian ini tidak berhenti dengan tercapainya medali di Pimnas, tetapi dapat dilanjutkan dan diterapkan sehingga memberikan banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat. (Dedy)