SYAWALAN KELUARGA BESAR UNY

1
min read
A- A+
read
SYAWALAN KELUARGA BESAR UNY

Hidup itu ada kolusi dengan Allah, karena ada Allah maka kita tidak kalah. Alasannya adalah kasih sayang, karena apabila kita betul-betul pasrah ikhlas diberi takdir apapun maka Allah tidak akan mentakdirkan. Ada klausul untuk mendapatkan ridha Allah di dunia maupun akhirat yang bukan transaksi rasional melainkan transaksi cinta. Puasa ramadhan untuk mengingatkan bahwa kita butuh membatasi dan mengendalikan diri. Demikian dikatakan Emha Ainun Najib dalam syawalan keluarga besar UNY, Senin (10/6). Lebih lanjut dikatakan bahwa manusia diberi akal untuk meregulasi mana yang bisa dikendalikan. “Oleh karena itu ada matriks halal, haram, makruh, sunnah untuk meregulasi mana yang harus dibatasi dan mana yang harus dilampiaskan” kata Emha. Mari hayati idul fitri sebagai kemurahan Allah yaitu kembali ke fitrah. Asal tidak melakukan tiga hal yaitu jangan mencuri, menghina atau menghilangkan nyawa maka akan diridhoi oleh Allah.

Kegiatan yang berlangsung di Auditorium ini dihadiri hampir 2000 orang dosen, tendik dan perwakilan mahasiswa UNY. Rektor UNY Sutrisna Wibawa mengatakan bahwa halalbihalal merupakan istilah bahasa Indonesia yang menggunakan kata berbahasa Arab. “Di negara Arab sendiri, baik kata maupun tradisinya, tidak ada sama sekali. Ini betul-betul khas Indonesia” kata Sutrisna Wibawa. Menurutnya sebelum dibakukan menjadi kata dalam bahasa Indonesia, halal bi halal sudah ditemukan dalam kamus bahasa Jawa-Belanda kumpulan Dr. Th. Pigeaud terbitan tahun 1938. Halalbihalal dalam kamus tersebut terdapat pada entri huruf ‘A’ dengan kata ‘alal behalal’ dengan arti yang sama dengan arti ‘halalbihalal’ yang dibakukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu acara maaf-memaafkan pada hari Lebaran dan merupakan suatu kebiasaan yang khas Indonesia. Versi lain menyebutkan bahwa halal bi halal merupakan gabungan kata berbahasa Arab. Ada dua kata halal yang berarti ‘boleh’ atau ‘diizinkan’ digabungkan dengan kata penghubung bi yang berarti ‘dengan’. Sehingga berarti halal dengan halal, artinya saling menghapus segala hal yang dilarang, seperti dosa dan kesalahan terhadap orang lain. Rektor berharap dengan halal bihalal ini dapat memberi spirit untuk meningkatkan kinerja dalam rangka mewujudkan UNY unggul. (Dedy)