UNY Susun Modul Pembelajaran untuk Wujudkan Kampus Inklusif

Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) semakin menegaskan komitmennya untuk mewujudkan kampus yang ramah, setara, dan inklusif bagi seluruh kalangan. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah penyusunan modul pedoman pembelajaran persiapan kampus inklusif, sebagai tindak lanjut dari penetapan mata kuliah Pendidikan Inklusif yang mulai tahun akademik baru ditetapkan sebagai mata kuliah wajib bagi semua mahasiswa UNY.

Kegiatan penyusunan modul berlangsung di Hotel UNY, Sabtu (16/8/2025), dengan melibatkan lebih dari 30 dosen lintas fakultas. Dosen-dosen tersebut akan menjadi garda terdepan dalam mengintegrasikan nilai-nilai inklusivitas ke dalam setiap proses belajar-mengajar. Mulai dari perencanaan perkuliahan, metode penyampaian materi, hingga sistem penilaian, semua diarahkan agar lebih adil dan akomodatif terhadap perbedaan kemampuan mahasiswa.

Direktur Direktorat Kemahasiswaan dan Alumni UNY, Prof. Guntur, menegaskan bahwa langkah ini menjadi bukti nyata UNY sebagai kampus ramah disabilitas. “Prosedur operasional standar penerimaan mahasiswa baru disabilitas sangat penting karena mereka berhak mendapat pendidikan,” paparnya. Ia menambahkan, saat ini UNY juga sedang merencanakan pembentukan unit kegiatan mahasiswa berkebutuhan khusus di student center setelah melalui serangkaian diskusi dan penataan. Menurutnya, penetapan mata kuliah Pendidikan Inklusif tidak boleh sekadar formalitas kurikulum, melainkan wujud tanggung jawab moral dan akademik untuk memastikan semua mahasiswa mendapatkan kesempatan belajar yang sama. Inklusivitas, lanjutnya, mencakup akses fisik, layanan administrasi, hingga budaya akademik yang menghargai keberagaman.

Ketua Pusat Layanan Disabilitas (PsLD) UNY, Prof. Ishartiwi, menjelaskan bahwa penyusunan modul ini bertujuan untuk memfasilitasi dosen dalam memberikan akomodasi pembelajaran yang sesuai kebutuhan mahasiswa. Menurutnya, UNY sejak masa IKIP Yogyakarta tahun 1964 telah memiliki semangat inklusif yang terus berkembang hingga kini. “Melalui modul ini, UNY berkomitmen membangun budaya inklusif, baik secara fisik maupun nonfisik, dengan dukungan layanan yang semakin ditingkatkan untuk berbagai jenis disabilitas,” ungkapnya.

Kegiatan ini terlaksana dengan dukungan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi. Ada lima program utama yang diusung, yakni identifikasi kebutuhan belajar mahasiswa disabilitas, penyusunan modul pembelajaran inklusif, pelatihan relawan mahasiswa, analisis renstra UNY terkait layanan disabilitas, serta penguatan advokasi dan resolusi konflik mahasiswa disabilitas. Selain itu, masih terdapat dua program lanjutan yang menjadi prioritas, yaitu pengembangan kompetensi non-degree bagi calon mahasiswa disabilitas dan penyusunan instrumen monitoring layanan inklusif UNY. Kegiatan ini sekaligus menegaskan posisi PsLD UNY sebagai rujukan studi banding bagi berbagai perguruan tinggi dan lembaga, baik dari dalam maupun luar Jawa.

Proses penyusunan modul dilakukan secara kolaboratif melalui diskusi kelompok terarah, berbagi pengalaman antardosen, serta identifikasi tantangan nyata dalam menerapkan prinsip inklusif di kelas. Para peserta juga mendalami pendekatan pedagogi yang sesuai untuk mahasiswa dengan latar belakang dan kemampuan beragam.

Upaya ini sejalan dengan visi UNY Berdampak sekaligus mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 10 (Pengurangan Kesenjangan). Dengan penerapan modul ini, UNY berharap mampu menjadi contoh kampus inklusif tingkat nasional. Lulusan UNY diharapkan tidak hanya kompeten dalam bidang akademik, tetapi juga memiliki kepekaan sosial serta kemampuan untuk membangun masyarakat yang inklusif.

Penulis
Dedy
Editor
Sudaryono
Kategori Humas
IKU 3. Dosen Berkegiatan di Luar Kampus