MODEL PENILAIAN FORMATIF KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMA

1
min read
A- A+
read

Model penilaian formatif yang digunakan oleh beberapa guru matematika selama ini belum mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan belum efektif dalam pembelajaran matematika di SMA. Oleh karena itu, Budiharjo mahasiswa S3 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, meneliti dan mencoba mengembangkan model penilaian formatif untuk mengukur keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran matematika di SMA. Penelitian ini dibatasi pada materi aljabar matematika wajib kelas XI di SMA karena materi aljabar telah dipelajari  oleh siswa sejak SD hingga SMA dan juga komposisi aljabar dari struktur Kurikulum di SMA memiliki proporsi yang lebih banyak dari pada kalkulus, geometri ataupun statistika.

Secara praktis, penelitian ini dapat memberi manfaat kepada guru agar bisa menerapkan model penelitian formatif untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa. Dan juga untuk mengetahui cara memanfaatkan informasi hasil penilaian, mendiagnosis kesulitan belajar siswa, memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi matematika, ungkap Budiharjo dihadapan para promotor dan penguji.

Budiharjo menggunakan software QUEST untuk memperoleh kualitas tes keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika dan Exploratory Factor Analysis (EFA) dengan metode varimax untuk memperoleh instrumen disposisi yang memenuhi kriteria instrumen yang baik. Kemudian analisis tahap uji coba diperluas menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) untuk melihat validitas dan reliabilitas konstruk.

Dari hasil penelitian, Budiharjo menjelaskan bahwa model penilaian formatif keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran Matematika memiliki spesifikasi, tujuan, karakteristik, komponen, instrumen, sintaks dan panduan pelaksanaan yang jelas, sehingga mudah untuk dilaksnakan dlaam pembelajaran matematika. Begitu pula instrumen yang digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran matematika SMA memuat lima aspek yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi dan eksplanasi terbukti valid, reliabel dan memenuhi kriteria alat ukur yang baik. (ant)