Batik Motif Bunga Telang Karya Mahasiswa UNY Siap Mendunia

2
min read
A- A+
read

Batik bunga telang untuk vest

Bunga telang dapat tumbuh sebagai tanaman hias maupun tanaman liar dengan kelopak tunggal berwarna biru keunguan. Selain sebagai tanaman hias sejak dulu bunga telang dikenal secara tradisional sebagai obat mata dan pewarna makanan yang berwarna biru keunguan. Tanaman ini memiliki nama yang berbeda-beda di setiap daerah di Indonesia, seperti di daerah Sumatera disebut bunga kelentit, di Jawa disebut bunga teleng, di Sulawesi disebut talang dan di Maluku disebut bunga bisi. Bunga telang merupakan bunga edible paling populer pada saat ini. Bunga telang terkenal untuk dikeringkan sebelum dikonsumsi menjadi teh. Teh bunga telang berwarna biru tua cantik, biasanya dicampur dengan perasan lemon sehingga warnanya menjadi ungu. Namun di tangan Wika Arwati Putri mahasiswa Fakultas Bahasa Seni dan Budaya UNY bunga telang digubah menjadi sesuatu yang berbeda yaitu menjadi motif batik bagi busana wanita dewasa.  

Alumni SMKN 2 Sewon itu merancang batik bermotif bunga telang pada berbagai variasi busana wanita dewasa seperti crop top, cardigan, outer, vest, dan blus. Blus atau kemeja adalah pakaian tubuh bagian atas bermodel longgar yang sebelumnya dikenakan oleh pekerja, perempuan, dan anak-anak. Blus atau kemeja biasanya dikenakan dengan cara dikumpulkan dibagian pinggang sehingga menggantung atau longgar” kata warga Jogoripon Panggungharjo Sewon Bantul tersebut, Rabu (12/4). Sedangkan vest atau kemeja tanpa lengan merupakan pakaian yang menutup bagian atas. Vest dikenakan diluar kemeja atau blus polos. Cardigan adalah sweater yang bagian depannya terbuka dan dapat diberi tambahan kancing serta mampu memberi efek langsing kepada pemakainya. Outer biasanya digunakan sebagai luaran dan menggunakan bahan ringan yang cocok untuk digunakan dalam situasi kapan saja. Crop top adalah model busana atasan dengan potongan pendek, yang banyak digunakan oleh para wanita karena menampilkan kesan lebih feminin.

Mahasiswa prodi pendidikan kriya tersebut mengembangkan stilisasi terkait dengan bunga telang sebagai ide dasar penciptaan motif batik busana wanita dewasa. Kemudian merancang sketsa alternatif motif batik yang akan dibuat dan membuat pola dari sketsa terpilih sebagai acuan dalam perwujudan karya batik dengan motif bunga telang. Tahap rancangan berdasarkan hasil yang telah didapatkan pada tahap stilisasi. Kemudian hasil tersebut divisualisasikan ke dalam bentuk sketsa dan desain alternatif untuk mencari kemungkinan pengembangan suatu bentuk desain motif batik yang harus mempresentasikan ide gagasan yang dimaksudkan serta mendapat beberapa desain motif batik yang terbaik dari beberapa desain alternatif yang nantinya akan diwujudkan menjadi sebuah karya seni. Dengan demikian bisa mendapatkan sebuah karya batik yang baru dan original. Motif yang dirancang adalah motif bunga telang mekar, mingkup, biji dan daun bunga telang” papar Wika. Dari keempat motif ini masih dikembangkan kreativitas dengan menggabungkannya dengan benda lain misalnya kupu-kupu bunga telang atau kupu-kupu biji telang.

Menurut anak pasangan Mardiman dan Wartinah yang berprofesi sebagai buruh dan ibu rumah tangga tersebut, tahapan-tahapan dalam proses pembuatan batik bunga telang ini pertama kali membuat rancangan yang merupakan visualisasi bunga telang lalu membuat pola rancangan pada kain. Mulai membatik/mengklowong yaitu proses menorehkan lilin malam pada permukaan kain sesuai dengan pola yang telah dibuat dan dilanjutkan dengan pemberian isian (isen-isen) dan ngeblok (nemboki). Proses pewarnaan pertama dikerjakan dengan teknik mencolet menggunakan kuas, menggunakan zat pewarna remasol ungu, adapun proses pewarnaannya kain dibasahi terlebih dahulu lalu diangin-anginkan sampai kering, kemudian kain diletakkan di atas meja besar yang dibawah kain sudah dialasi koran, pewarna dicolet dengan menggunakan kuas pada permukaan kain. Tahapan selanjutnya adalah tahapan menutup warna dengan menggunakan lilin malam atau disebut nembok agar ketika diwarna dalam tahap selanjutnya tidak tercampur dengan warna lain. Pewarnaan kedua menggunakan teknik celup. Zat pewarna yang digunakan untuk pewarnaan adalah naptol biru tua. Setelah perwarnaan ke-2 selesai kemudian kain di lorod menggunakan air mendidih yang sudah dicampur dengan waterglass. Selanjutnya dicuci untuk menghilangkan lilin malam yang masih menempel pada kain. Pewarnaan ke-3 menggunakan teknik tutup celup. Zat pewarna yang digunakan untuk pewarnaan adalah indigosol violet. Kain yang telah dicelup dibentangkan di bawah sinar matahari sebentar dan dibolak balik agar kain yang nantinya dicelup HCL warnanya akan merata. Setelah sedikit kering kain difiksasi dengan HCL dan air kemudian dibilas dengan air biasa. Tahapan selanjutnya adalah finishing dengan cara kain diangin-anginkan dan tahap terakhir adalah penyetrikaan jika kain telah kering.

Karya ini berhasil lolos dalam ujian tugas akhir karya seni dalam rangka memperoleh gelar sarjana pendidikan dan membawa gadis kelahiran Bantul 15 Oktober 1999 itu mendapatkan indeks prestasi kumulatif 3,7. Dosen pembimbing tugas akhir Wahyono, M.Sn mengatakan karya Wika Arwati Putri sejak dari konsep sampai realisasinya sangat filosofis, berangkat dari metode penciptaan dari guru besar kriya pertama di Indonesia Prof Gustami SP, observasi perancangan dan perwujudannya melalui penguatan referensi-referensi lainnya. “Ini menunjukkan bahwa program studi pendidikan kriya FBSB UNY siap mewarnai dunia perbatikan Indonesia dengan motif yang out of the box, salah satunya motif bunga telang” kata Wahyono.

Penulis: Dedy

Editor: Sudaryono

IKU 1. Lulusan Mendapat Pekerjaan yang Layak