BELAJAR PANCASILA LEBIH MUDAH DENGAN KOMPAS

1
min read
A- A+
read

Indonesia merupakan negara dengan tingkat keragaman yang sangat tinggi. Keragaman itu tersebar dengan indah di seluruh bumi pertiwi ini. Keberagaman Indonesia terlihat dari suku, ras, ataupun agamanya. Realitas persatuan saat ini berbeda dengan apa yang dirumuskan oleh founding fathers Indonesia. Saat ini masyarakat Indonesia sudah mulai terkotak-kotak pada identitas masing-masing golongan atau kelompok. Memudarnya nilai-nilai Pancasila dalam diri masyarakat terutama generasi mudanya memudahkan paham serta perilaku yang tidak sesuai dengan ideologi bangsa menjadi membudaya dan berkembang dengan menargetkan masyarakat pada usia muda. Berdasar keprihatinan ini mahasiswa prodi Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial UNY membuat inovasi Media Pembelajaran Penanaman Nilai-Nilai Pancasila untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama. Karya ini diberi nama ‘Kompas’ yang merupakan akronim dari Komik Pancasila. Mereka adalah Awan Nakulanang, Elly Nur Rahmawati dan Muhammad Abdul Aziz.

Menurut Awan Nakulanang, Kompas merupakan media pembelajaran PPKn dengan bentuk buku komik inovatif dalam menunjang pembelajaran PPKn siswa Sekolah Menengah Pertama. Komik ini dirancang dan disesuaikan dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran PPKn tingkat Sekolah Menengah Pertama agar pembelajaran terasa menyenangkan dan efektif. “Bahasan materi dalam komik sederhana namun memberikan gambaran percakapan oleh tokoh-tokoh Kompas dalam mewujudkan suasana belajar yang serius namun menyenangkan” katanya.

Muhammad Abdul Aziz menjelaskan media pembelajaran ini dirancang dengan mengacu pada tahap pendefinisian. “Kami sepakat media pembelajaran akan dirancang dengan desain komik yang diberi nama Komik Pancasila” kata Muhammad. Pemilihan desain komik ini merupakan inovasi dalam pembelajaran Pancasila agar para siswa lebih tertarik untuk mempelajarinya. Peneliti merancang isi konten Kompas dengan menyesuaikan kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran PPKn di SMP. Menggambar tokoh menggunakan referensi dan teknologi desain grafis komputer serta isi percakapan dalam komik merupakan hasil kreativitas peneliti dengan menyesuaikan materi dalam studi literatur.

Elly Nur Rahmawati menambahkan bahwa Kompas telah diujicobakan di SMPN 1 Imogiri dengan hasil baik. “Media pembelajaran ini dari aspek materi mudah dipahami, sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan mempermudah pemahaman siswa untuk mempelajari Pancasila dan memotivasi siswa untuk mengamalkan nilai-nilai dalam Pancasila” paparnya. Kelebihan dalam komik ini adalah dapat memotivasi siswa selama proses belajar mengajar, karena terdiri dari gambar-gambar yang merupakan media yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, bersifat permanen, sekaligus dapat membangkitkan minat membaca dan mengarahkan siswa untuk disiplin membaca khususnya bagi mereka yang tidak suka membaca. Karya ini berhasil meraih dana penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial UNY. (Dedy)