Cerita Tiga Tunanetra Pejuang UTBK SNBT

1
min read
A- A+
read

Abellian Dayu Navita sebelum mengerjakan UTBK

Rabu (10/5) pagi di Gedung IDB Fakultas Ekonomi UNY tidak terlihat keramaian seperti biasanya. Hanya terdapat 3 calon mahasiswa tunanetra yang mengikuti tes UTBK-SNBT di gedung yang disediakan UNY sebagai lokasi tes siswa berkebutuhan khusus. Keterbatasan tidak menghalangi niat Abellian Dayu Navita untuk menatap masa depan cerah masuk PTN melalui jalur UTBK. Alumni SMKN 1 Wonosari itu memilih prodi D4 Administrasi Perkantoran Fakultas Vokasi UNY sebagai tujuan kuliahnya. Meskipun memiliki keterbatasan penglihatan namun putra pasangan Edi Sularno, seorang buruh harian lepas dan Indarti tersebut tetap tidak patah semangat menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Gadis kelahiran 24 Januari 2005 itu juga menempuh berbagai usaha untuk dapat lolos SNBT diantaranya mengikuti bimbingan belajar dan try out. Menurutnya orang tua sangat mendukung keinginan kuliah begitu pula sekolahnya. Navita beruntung karena tercatat sebagai calon mahasiswa dengan beasiswa KIP Kuliah. Untuk membantunya memahami pelajaran maka SMKN 1 Wonosari menyediakan guru pendamping terutama saat menggunakan komputer. Peserta UTBK tunanetra yang lain, Zukhrufafu Aida mengaku mempersiapkan diri ikut UTBK dengan belajar giat, apalagi sekolahnya di MAN 2 Sleman yang merupakan sekolah inklusi, sudah tersedia fasilitas yang mendukung. Gadis kelahiran 15 Juli 2003 itu memilih prodi Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi UNY. Sedangkan Firman Lukmannul Hakheem memilih prodi S1 Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi UNY sebagai tujuan kuliahnya. Pria tunanetra kelahiran 24 Juni 2005 itu berharap dapat diterima pada prodi pilihannya.

Penanggungjawab Lokasi (PJL) Ruang Laboratorium IDB FE UNY Rendy Roos Handoyo, M.Pd mengatakan bahwa komputer yang digunakan mengerjakan soal UTBK calon mahasiswa berkebutuhan khusus ini mempunyai spesifikasi tersendiri termasuk adanya fasilitas software dan audio yang mendukung. “Bagi para tunanetra yang melakukan tes di UNY kami sediakan pendamping masing-masih satu orang per calon mahasiswa yang diambil dari prodi Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi UNY” katanya. Karena dosen dari prodi ini telah berpengalaman dalam melayani dan berkomunikasi dengan orang berkebutuhan khusus. Harapannya dapat meminimalisasi kendala yang terjadi agar bisa mendapatkan hasil tes yang terbaik karena ini merupakan sinergi yang dikehendaki.

Komitmen UNY untuk menerima mahasiswa disabilitas adalah Peraturan Menristekdikti no 46 tahun 2017 tentang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus di Perguruan Tinggi yang merupakan jaminan bagi penderita disabilitas untuk dapat menempuh Pendidikan di perguruan tinggi. Bahkan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan bahwa penderita disabilitas diprioritaskan mendapat Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK). Proses yang dilakukan menyediakan fasilitas yang diperlukan mahasiswa tersebut, bahkan pada saat masih menjadi calon mahasiswa, misalnya dengan menyediakan pendamping pada saat ujian masuk PTN lewat jalur SNBT atau Seleksi Mandiri, penyediaan sarana belajar bagi siswa disabilitas seperti pengadaan buku pelajaran Braille, kemudahan akses ke perpustakaan dan juga fasilitas yang memberikan kemudahan akses bagi penyandang disabilitas diantaranya kemudahan berpindah dari gedung bertingkat dengan mengunakan lift atau akses masuk gedung kuliah dengan jalur khusus untuk kursi roda.

Penulis: Dedy

Editor: Sudaryono

MBKM