Kisah Rizqi, Anak Buruh Bangunan dan Penjahit Yang Lulus Tercepat Wisuda UNY

1
min read
A- A+
read

Rizqi Hanny bersama orangtua

Air mata Ngatijan dan Sri Wahyuningsih mengalir. Putri keduanya mendapatkan gelar Cum Laude dalam wisuda UNY periode Mei yang baru saja digelar. Sesuatu hal yang nyaris tidak pernah terpikiran bahwa pasangan buruh bangunan dan penjahit ini akan berdiri di GOR menyaksikan putrinya meraih gelar sarjana. Putrinya bernama Rizqi Hanny Novianti, S.Pd dari program studi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi.

Ngatijan mengatakan bahwa Rizqi Hanny adalah orang pertama dalam keluarga yang berhasil menyelesaikan kuliah. “Pada awalnya saya ragu apakah bisa membiayai kuliah, apalagi saya hanya buruh bangunan. Namun adanya beasiswa Bidikmisi sangat membantu sehingga anak saya bisa selesai kuliah” kata Ngatijan, Minggu (28/5). Sri Wahyuningsih menambahkan, saat putri keduanya mendaftar kuliah di UNY bersamaan dengan adik kandungnya yang mendaftar di SMA, sehingga kebutuhan keuangan keluarga sedang meninggi. “Untunglah ada beasiswa bagi anak kedua saya” ujar Sri Wahyuningsih.

Menurut Rizqi Hanny Novianti informasi tentang beasiswa Bidikmisi yang sekarang bernama KIP Kuliah tersebut berasal dari guru BK di sekolahnya. Alumni SMA Muhammadiyah 1 Muntilan itu awalnya akan menunda kuliah apabila tidak diterima SNMPTN atau SBMPTN karena bersamaan dengan adiknya yang akan melanjutkan sekolah. “Namun saya diterima SNMPTN dan mendapatkan beasiswa Bidikmisi, akhirnya orang tua juga mendukung” papar Rizqi. Gadis kelahiran Magelang, 18 November 2000 itu menuturkan, karena diterima di UNY melalui jalur SNMPTN atau sekarang SNBP, ia berusaha keras untuk menjaga nilai-nilai rapor tetap stabil. Mengingat kalau nilai rapor itu bukan hanya dari nilai UAS dan UTS saja, akan tetapi juga nilai ulangan harian, tugas, sikap, dan lain-lain. Maka dari itu, saya belajar mengenai materi pembelajaran sekaligus juga mempersiapkan untuk UTBK sebagai cadangan. Tapi Alhamdulillah saya berhasil lolos melalui jalur SNMPTN” katanya.

Perolehan indeks prestasi kumulatif Rizqi juga tidak mengecewakan. Dia meraih IPK 3,76 dan mendapat predikat Cum Laude. Lebih hebat lagi, Rizqi juga menyabet predikat sebagai mahasiswa yang lulus tercepat jenjang sarjana karena dapat menyelesaikan kuliah hanya dalam waktu 3,5 tahun. Ketika ditanya bagaimana proses belajarnya sehingga mendapat IPK tinggi, Rizqi mengatakan bahwa proses belajar yang diterapkan dalam perkuliahan itu menggunakan target pada setiap tahunnya dan tentu saja dijalani dengan management waktu yang baik. Tahun pertama Rizqi beradaptasi menyesuaikan dengan lingkungan perkuliahan terkait dengan proses perkuliahan, gaya belajar, pertemanan, dan organisasi mahasiswa. Tahun kedua dan ketiga ia mulai mengikuti organisasi di dalam dan di luar kampus. Rizqi aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa KM UNY dan Keluarga Muslim Ilmu Pendidikan. Di luar kampus aktif di Komunitas Mengajar Kaki Gunung Merapi (KAGEM) Jogja.

Warga Karaharjan Guningpring Muntilan Magelang itu memaparkan, target dapat melatihnya menjadi orang yang tidak cepat puas dan terus belajar. Karena dengan target kehidupan perkuliahan  menjadi tertata dengan baik. Selain target, melihat peluang-peluang yang dapat menguntungan menjadi hal yang penting. Karena jika berhasil memanfaatkan peluang tersebut akan dapat mempermudah jalan selanjutnya. Rizqi juga aktif pada kegiatan Kampus Mengajar Angkatan 2. “Memang pada pelaksanaanya berat karena saya harus melaksanakan 2 tanggung jawab sekaligus yaitu untuk menjalani proses perkuliahan dan untuk melaksanaan program Kampus Mengajar tersebut” kata Rizqi. Akan tetapi, hal-hal baik lain datang setelah ia mengikuti Kampus Mengajar seperti pengalaman, relasi dengan sekolah/guru/murid atau sesama mahasiswa, insentif, serta konversi KKN dan PK. Jadi saya menganggap bahwa salah satu hal yang sangat mempermudah saya dalam tahun terakhir perkuliahan adalah benefit dari Kampus Mengajar Angkatan 2 tersebut” tutupnya.

Penulis: Dedy

Editor

MBKM