TEORI PSIKOLOGI PEMBELAJARAN DALAM PENGAJARAN

1
min read
A- A+
read

Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, khususnya Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana  menyelenggarakan kuliah umum bekerjasama dengan Department of Science & Technical Education, Faculty of Education Studies,  Universiti Putra Malaysia (UPM) di Aula KPLT menghadirkan narasumber Anis Binti Zakaria, Ph.D. (06/02/2019). Tema yang dibahas dalam kuliah umum ini adalah tentang teori psikologi pembelajaran dalam pengajaran.

Menurutnya belajar adalah proses mental internal yang tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku dan lingkungan tetapi juga melibatkan proses penyimpanan informasi dalam memori serta faktor-faktor pribadi lainnya seperti kepercayaan dan harapan.

“Teori psikologi dalam pembelajaran meliputi behaviors, kognitif, konstruktivisme, humanisme dan social,” ujarnya

Dalam aplikasi teori behaviors memandang bahwa setiap stimulan menciptakan reaksi dari pembelajaran yang terjadi sebagai hasil dari rangsangan. Stimulus yang terkait dengan rangsangan lain akan membawa pembelajaran yang dikenal sebagai pengkondisian.

Sementara dalam kognitif menjelaskan bahwa setiap manusia memiliki kapasitas mental untuk mengelola dan mengatur serta mereproduksi pengalaman untuk memungkinkan pengamatan hubungan antara pengalaman dengan masalah yang dihadapi.

“Kemudian dalam pemahaman konstruktivisme siswa secara aktif membangun pengetahuan atau konsep berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka. Dalam proses ini, siswa akan mengadaptasi pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan yang ada untuk membangun pengetahuan baru,” terangnya.

Teori humanisme menekankan proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. “Lebih banyak berbincang tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuk yang paling ideal, disini belajar dianggap berhasil jika pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri,” bebernya,

“Pembelajaran dalam bagian ini mementingkan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya,” paprnya.

“Sedangkan teori sosial mengkonfirmasi pembelajaran terjadi dengan mengamati orang lain dalam melakukan sesuatu (pemodelan). Perilaku anak dipengaruhi melalui peniruan atau pemodelan,” tutupnya. (hryo)