Festival Dalang Cilik, Upaya UNY Memelihara Budaya Adiluhung

1
min read
A- A+
read

Kunta Wijaya memainkan lakon Kangsa Lena

Berbusana hitam dengan kain jarik anak tersebut duduk bersila. Tangannya mulai memegang gunungan tanda acara akan dimulai. Alunan gending gamelan menggema dan suara mungilnya mulai mementaskan lakon ‘Kangsa Lena’. Inilah adegan dalam pentas Festival Dalang Cilik (FDC) 2022 yang digelar oleh Fakultas Bahasa dan Seni UNY. Dalang cilik bernama Kunta Wijaya tersebut adalah salah satu peserta FDC yang berasal dari Klaten.  Siswa kelas 7 SMP Putra Bangsa Klaten itu sudah sejak usia 3 tahun tertarik dengan dunia wayang. Dibawah bimbingan sanggar Omah Wayang pimpinan Kristiaji, putra pasangan Wahyu Gunarto dan Dewi Kusumaningrum itu menekuni kesenian tradisional ini.  

Festival Dalang Cilik yang dibuka oleh Rektor UNY Prof. Sumaryanto tersebut diselenggarakan mulai Minggu hingga Kamis (15-19/5) di Gedung Karawitan FBS UNY. Rektor UNY mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari tanda cinta UNY yang diharapkan dapat memberikan teladan bagi kita semua dalam memelihara budaya luhur milik bangsa. Dekan FBS UNY Dr. Sri Harti Widyastuti mengatakan kegiatan ini adalah bukti komitmen UNY dalam pengembangan ilmu dan budaya tradisi. “Harapannya kedepan para dalang cilik ini akan berkiprah menjadi penerus dalang senior” katanya. Ketua Panitia Sukisno, M.Sn mengatakan bahwa Festival Dalang Cilik ini diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari 15 peserta usia SMP dan 15 peserta usia SD. “Tujuannya untuk mendidik anak untuk mencintai kebudayaannya sendiri, khususnya wayang kulit” papar Sukisno. Selain itu juga untuk menanamkan nilai-nilai edukasi pada generasi muda, sekaligus menguasai unsur-unsur dalam pewayangan agar anak semakin cerdas dalam meniti tataran kedewasaannya menuju manusia yang berjiwa mulia.  Kegiatan ini adalah salah satu upaya UNY dalam sustainable development goals pada bidang pendidikan bermutu dan pelestarian warisan budaya. 

Juri dalam festival ini adalah Prof. Suminto A. Sayuti dari Fakultas Bahasa dan Seni UNY, Udreka, M.Sn dari ISI Yogyakarta serta Blasius Subono, M.Sn dari ISI Surakarta. Dalam festival ini ada 4 kriteria yang dinilai yaitu antawacana, cerita, sabetan dan iringan. Antawacana adalah percakapan pada pentas wayang yang berupa dialog, atau bahasa isyarat lainnya. Dari 30 peserta yang mengikuti festival ini Jawa Timur mengirim 5 peserta, Jawa Tengah 9 peserta dan DIY 16 peserta. Peserta termuda adalah Muhammad Krisna Aditya dari Sanggar Bumiretawu Muntilan yang masih duduk di kelas 1 SD dan akan tampil pada Rabu (18/5) pukul 09.00 WIB. Dalam FDC kali ini terdapat 2 dalang wanita yaitu Sadu Pramesi siswa kelas 6 SDN 1 Gayam Sukoharjo yang akan tampil pada Kamis (19/5) pukul 13.00 WIB dan Budiana Penty Widya Nada siswa kelas 8 SMPN 1 Temon Kulonprogo yang akan tampil pada Rabu (18/5) pukul 10.00 WIB. Sadu Pramesi merupakan juara II Festival Dalang Cilik UNY 2021 kategori siswa SD. Kepiawaian Sadu Pramesi mendalang adalah merupakan turunan dari ayahnya, Ki Wiji Santoso yang merupakan dalang senior.

Salah satu peserta, Bernardus Handaru Gantari menampilkan lakon berjudul ‘Pecahing Bungkus’ yang merupakan asuhan dari Sanggar Kridosanggit asuhan Ki Sudiyono. Siswa SDN Kadisobo 2 Sleman tersebut menyukai wayang sejak umur 3 tahun akibat menonton sinetron ‘Mahabharata’ yang ditayangkan salah satu televisi swasta. Akhirnya warga Pendeman Trimulyo Sleman tersebut dibimbing orang tuanya dengan diikutsertakan dalam sanggar agar kemampuannya mendalang menjadi lebih sempurna. (Dedy)