KKN UNY Ajarkan Masakan Nusantara Sebagai Hidangan Buka Puasa

2
min read
A- A+
read

Ajeng Kusuma

Indonesia dengan keanekaragaman suku bangsa juga memiliki khasanah kuliner khas sesuai daerah masing-masing. Diantaranya kudapan kue tradisional Banjarmasin lumpur surga dan minuman khas Sulawesi Selatan es pisang ijo. Kedua hidangan tersebut sudah familiar pada masyarakat Indonesia sehingga banyak disajikan di meja makan. Hal ini pulalah yang diajarkan oleh mahasiswa KKN Vokasi UNY 2023 di Kanoman 2, Panjatan, Kulonprogo pada warga setempat. Menurut Ketua KKN Vokasi UNY Kanoman 2 Rizkita Marta kegiatan ini merupakan salah satu upaya mahasiswa KKN Vokasi UNY mengajarkan kuliner nusantara melalui pemberdayaan hasil bumi lokal dengan memanfaatkan bahan makanan yang ada di sekitar lokasi KKN. “Harapannya dengan tambahan pengetahuan ini para ibu warga setempat dapat menyajikan sesuatu yang berbeda dari yang selama ini dihidangkan, utamanya untuk berbuka puasa” katanya.

Penanggungjawan kegiatan Ajeng Kusuma mengatakan es pisang ijo adalah makanan yang terbuat dari pisang yang diselimuti dengan adonan berwarna hijau. “Karena di wilayah ini banyak sekali tumbuh tanaman pisang terutama pisang berjenis bandung maka kami memanfaatkan pisang bandung dalam praktik pembuatan es pisang ijo” kata Heldavina, Selasa (28/3). Namun karena pisang jenis ini mempunyai rasa sepat dan terdapat biji pada buahnya sehingga untuk menghilangkan rasa sepat pisang dikukus terlebih dahulu. Untuk bahan yang dibutuhkan adalah pisang 10 buah, adonan selimut pisang yang terbuat dari tepung terigu 200 gr, santan kental 600 ml, tepung beras 200 gr, tepung sagu 50 gr, gula pasir 50 gr, garam ½ sdt dan pewarna hijau 5 tetes. Sebagai pendamping dibuat bubur sumsum dengan bahan tepung beras 300 gr, santan 150 ml, satu lembar daun pandan, garam ½ sdt dan vanilli ½ sdt. Sebagai pelengkap es pisang ijo disajikan dengan sirup cocopandan, susu kental manis dan es batu. Langkah pembuatan es pisang ijo dimulai dengan mengukus pisang hingga matang terlebih dahulu. Untuk membuat adonan selimut siapkan wadah lalu campur semua bahan hingga rata, kemudian adonan dimasak dalam teflon seperti membuat lembaran kulit. Lalu ambil selembar daun pisang olesi dengan sedikit minyak, ambil satu lembar adonan, letakkan pisang diatasnya kemudian gulung sampai menutupi semua permukaan pisang. Setelah itu kukus selama 15 menit. Selanjutnya untuk memasak bubur sumsum campurkan semua bahan dan masak menggunakan api kecil. Setelah pisang ijo dan bubur sumsum sudah matang dapat disajikan dalam piring beserta pelengkapnya.

Menurut mahasiswa program studi D4 Tata Boga Fakultas Vokasi UNY tersebut dalam pembuatan kue lumpur surga mereka memanfaatkan potensi yang ada di Kanoman 2 yaitu buah kelapa. Lumpur surga merupakan makanan khas Banjarmasin dengan perpaduan warna hijau sebagai layer 1 dan putih pada layer 2. Teksturnya yang lembut seperti lumpur berasal dari telur, santan dan gula kemudian dikentalkan dengan tepung beras dan maizena. Untuk bahan dalam pembuatan lumpur surga, bagi layer 1 butuh 3 butir telur, 100 ml air, 150 ml santan, 100 gr gula pasir, 20 gr tepung terigu, vanilli ¼ sdt dan 2 tetes perwarna hijau. Kemudian untuk layer 2 memerlukan 400 ml santan, 10 gr tepung maizena, 10 gr tepung beras, 20 gr gula pasir dan ½ sdm garam. Proses pembuatan lumpur surga ini sangatlah mudah diawali dengan mencampurkan seluruh bahan layer 1 lalu disaring agar tidak menggumpal, setelah itu tuang pada wadah alumunium ½ tinggi saja, dan kukus selama 20 menit. Selanjutnya campurkan semua bahan untuk layer 2 aduk hingga kental. Jika layer 1 sudah matang tuangkan adonan layer 2 dan kukus kembali selama 10 menit dengan api kecil. Kue lumpur surga siap disajikan.

Kedua hidangan ini dilatihkan pada ibu-ibu warga Kanoman 2 yang antusias mengikutinya karena mendapat ilmu tentang pengolahan kelapa dan pisang yang lezat, mudah diolah serta ekonomis. Dukuh Kanoman 2 Sumiyem berharap agar para ibu anggota PKK dapat mempraktikkannya dirumah sebagai hidangan takjil berbuka puasa. “Namun tidak menutup kemungkinan untuk dijual juga sebagai tambahan pemasukan ekonomi keluarga” kata Sumiyem.

Penulis : Dedy

Editor : Sudaryono

 

MBKM