Lestarikan Kesenian Tradisi, Para Guru Besar UNY Bermain Ketoprak

1
min read
A- A+
read

Adegan ketoprak 1

Ketoprak adalah salah satu kesenian Jawa untuk menghibur masyarakat. Kesenian ini juga menjadi salah satu bukti kekayaan budaya dan kesenian tradisional yang dimiliki Indonesia. Ciri khas paling menonjol dari kesenian ini adalah penggunaan Bahasa Jawa dengan unggah-ungguhnya diiringi gamelan yang merdu sehingga nuansa budaya Jawanya sangat kental. UNY juga berkomitmen melestarikan budaya tradisional ini dengan secara rutin mementaskan pertunjukan ketoprak. Salah satunya adalah ketoprak guru besar dalam rangka dies natalis ke-58 yang digelar di Performance Hall Fakultas Bahasa dan Seni, Kamis (19/5). Pertunjukan ini digelar secara luring dan daring melalui YouTube UNYOfficial.

Ketoprak berjudul ‘Padhepokan Randhu Alas’ ini dimainkan oleh Rektor UNY Prof. Sumaryanto yang berperan sebagai Ki Hajar Martoyoso, Ketua DPP IKA UNY Prof. Suyanto sebagai Kang Sukra dan Ketua Senat FBS UNY sekaligus sutradara ketoprak Prof. Suminto A. Sayuti sebagai Lik Soma dengan dibantu pemain lainnya seperti para wakil rektor, para dekan fakultas, dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa. Suminto A. Sayuti memaparkan, Padhepokan Randhu Alas, yang juga disebut Padhepokan Wiyatadi Ngungkal Bener, merupakan tempat belajar berbagai ilmu, seni, dan budaya. Dengan metode asih-asah-asuh, para siswa digegulang oleh Ki Hajar Mertayasa agar menjadi manusia seutuhnya, yang berjiwa pamomong, pamomot, dan pamengku. Para cantrik, mentrik, indhung-indhung, ulu guntung, dan janggan selalu mendapatkan wejangan Ki Hajar Mertayasa. Mereka dibimbing untuk meniti jalan setapak demi memperoleh kawruh (kawengku ing ruh), dan akhirnya medapatkan ilmu yang paripurna (ngelmu sanyata). Jaka Lawung yang tergila-gila akan kecantikan Srikanthi dengan mengandalkan harta dan kekayaan orang tuanya, akhirnya terpatahkan oleh kerendah-hatian warga Padhepokan Randhu Alas. Ketoprak yang diwarnai nuansa keakraban antara pimpinan, dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa UNY tersebut berlangsung gayeng dengan joke-joke yang dilemparkan pemainnya, namun karena sebagian pemain menyandang status sebagai profesor tidak ayal lagi bahwa joke-joke tersebut banyak mengandung unsur petuah dan berunsur pendidikan yang berguna bagi kehidupan.

Ketoprak ini merupakan salah satu komitmen UNY dalam melestarikan kesenian tradisional sesuai Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 362 / M / 2019 Tentang Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2019. Tidak hanya ketoprak namun juga pertunjukan wayang kulit dan festival dalang cilik yang semuanya menunjukkan perhatian dalam kesenian tradisional. Salah satu prosesnya adalah melalui penyediaan fasilitas untuk mempelajari kesenian tradisional ini seperti gamelan, satu set wayang kulit lengkap bahkan hingga busana yang dikenakan penari dan pemain ketoprak. Dampaknya adalah alumni UNY dapat berperan aktif dalam melestarikan kesenian tradisional, bahkan beberapa diantaranya telah sukses menjadi seniman. Hal ini merupakan salah satu upaya UNY dalam sustainable development goals pada bidang pendidikan dan warisan budaya. (Dedy)