Mahasiswa KKN UNY Melatih Pembuatan Pempek Pada KWT Sentolo Lor

2
min read
A- A+
read

Praktik pembuatan pempek

Mahasiswa KKNR 8365 UNY yang bermarkas di Sentolo Lor, Sentolo, Kulonprogo memberi pelatihan pembuatan pempek dan pengemasan produk pada ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) setempat. Para mahasiswa tersebut adalah Afif Abdulazis Ramadhan, Fadiya Sabila Robbani, Istikhomah, Nur Amalia Rahmawati, Wardah Alfalah, Larasati Indah Swasti, Ahmad Ilham Arrozi, Nindita Harifi, Fajar Wahyu Sejati dan Nabil Wicaksono.

Menurut Ketua Kelompok KKN Fajar Wahyu Sejati pelatihan ini diselenggarakan karena jenis produk makanan yang dijual di pasar Sentolo Lor dan sekitarnya masih didominasi oleh makanan khas Kulonprogo sehingga diferensiasi produk yang ditawarkan kepada pelanggan masih tergolong rendah. Oleh karena itu, terdapat peluang untuk memberdayakan dan mengembangkan potensi UMKM di dusun Sentolo Lor melalui pelatihan produk olahan baru seperti pempek” ujar Fajar, Kamis (14/9). Selain itu pempek masih cenderung jarang dijual di daerah tersebut sehingga dengan pelatihan ini para ibu anggota KWT mendapat ilmu baru tentang pembuatan pempek. Fadiya Sabila Robbani menambahkan selain pelatihan pembuatan pempek juga dilaksanakan pelatihan pengemasannya agar pempek tetap segar dan tampil estetis sehingga meningkatkan minat untuk membelinya.

Penanggungjawab pembuatan pempek Wardah Alfalah mengatakan dalam pembuatan pempek terbagi menjadi dua tahap yaitu pembuatan pempek itu sendiri dan pembuatan cuko sebagai kuahnya. Bahan pempek adalah 2 butir telur, 500 gram daging ikan kakap giling, 500 gram tepung tapioka, 1 sdm tepung terigu, 1 sdm garam halus, 1 sdm penyedap rasa, ½ bungkus lada bubuk sachet kecil, 2 sdm minyak goreng, 3 siung bawang merah cincang, 3 siung bawang putih halus, 500 ml minyak goreng, 2 gelas air es dan 65 ml santan kara. Sedangkan bahan cukonya 2 liter air, 1 kg gula linggau, 3 bonggol bawang putih, 1 ons cabai rawit hijau dan asam jawa. Cara membuatnya siapkan 500 gram ikan giling dan 2 gelas air es lalu aduk rata. Tambahkan 2 butir telur, 3 siung bawang merah, 3 siung bawang putih, ½ bungkus lada bubuk, 1 sdm garam halus dan 1 sdm penyedap rasa lalu kembali diaduk rata. Masukkan 65 ml santan kara, 2 sdm minyak goreng, 500 gram tepung tapioka cap tani secara perlahan dan aduk rata kembali. Terakhir tambahkan 1 sdm tepung terigu lalu diaduk. Bentuk adonan pempek berbentuk bulat kemudian goreng menggunakan minyak panas dan api kecil. Untuk pembuatan cukonya rebus 1 kg gula lingau hingga mencair dan asam jawa dalam 2 liter air.  Kemudian masukkan 3 bonggol bawang putih yang sudah dihaluskan ke dalam rebusan gula lingau dan asam jawa dan masukkan cabai rawit hijau yang sudah dihaluskan. Kemudian aduk hingga rata. Setelah selesai maka pempek bisa dihidangkan lengkap dengan cukonya. Gadis asal Sumatra Selatan itu menegaskan bahwa gula patok lingau adalah gula asli Sumatra Selatan yang lazim digunakan dalam pembuatan cuko pempek. “Kalau menggunakan gula jawa rasanya akan berbeda maka dipakai gula patok lingau yang bisa didapatkan di toko agen ikan giling di daerah Bantul” ungkap Wardah.

Fadiya Sabila Robbani memaparkan, pengemasan pempek untuk dijual juga perlu untuk menambah daya tariknya. “Produk olahan pempek merupakan produk yang biasanya dijual dalam bentuk beku atau matang sehingga dalam pengemasannya, produk pempek harus dikemas dalam kemasan yang tahan panas dan juga tahan dingin” paparnya. Menurut mahasiswa prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNY tersebut kemasan kontainer plastik dinilai lebih pas digunakan untuk kemasan produk olahan pempek. Hal ini karena selain dapat menjaga kualitas produk, kemasan ini juga fleksibel digunakan untuk produk beku atau matang. Karakteristiknya yang transparan, membuat pelanggan dapat melihat langsung bentuk produk. Selain itu, kemasan ini dinilai lebih ramah lingkungan karena bisa digunakan ulang oleh pelanggan.

Nindita Harifi menjelaskan selain pengemasan juga perlu branding dan label kemasan untuk membedakan produk tersebut dengan yang sejenis. “Dalam branding desain kemasan harus memuat citra merek yang ingin ditunjukkan kepada pelanggan, juga warna khas serta jargonnya” ungkap Nindita. Mahasiswa prodi Manajemen FEB UNY tersebut mencontohkan warna merah dan putih yang menjadi ciri khas merek KFC. Selain itu, warna dapat menyiratkan makna kepada pelanggan, seperti warna merah yang menggambarkan semangat dan kuning yang menggambarkan kegembiraan. Oleh karena itu dalam memilih warna pemilik usaha perlu memperhatikan makna yang ingin disampaikan. Sedangkan label menyediakan informasi yang cukup tentang produk yang ditawarkan.

Salah satu peserta dari KWT Sentolo Lor, Tri mengatakan bahwa rasa pempeknya enak dan pelatihannya sangat bermanfaat sehingga dapat membuka peluang bisnis baru bagi ibu-ibu KWT.  

Penulis: Dedy

Editor: Sudaryono

MBKM