Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) melaksanakan kegiatan monitoring pertumbuhan serta identifikasi jenis mangrove di kawasan pesisir Pantai Pasir Mendit, Kalurahan Jangkaran, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, belum lama ini. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari program penanaman 100 bibit mangrove yang telah dilaksanakan pada Oktober lalu, sekaligus menjadi sarana pembelajaran lapangan bagi mahasiswa untuk mengenal keanekaragaman jenis mangrove secara langsung.
Kegiatan monitoring diikuti oleh lima orang perwakilan mahasiswa Pendidikan Biologi FMIPA UNY dan didampingi oleh dosen pengampu mata kuliah Biologi Perairan. Dosen pendamping turut terlibat secara aktif dalam proses pengamatan dan evaluasi pertumbuhan mangrove yang telah ditanam. Adapun kegiatan monitoring meliputi pengukuran tinggi batang dan ukuran daun, serta pencatatan jumlah individu mangrove yang tumbuh sebagai indikator kondisi dan keberhasilan rehabilitasi ekosistem mangrove di kawasan tersebut.
Selain melakukan monitoring pertumbuhan, mahasiswa juga mendapatkan pembelajaran mengenai pengenalan jenis dan spesies mangrove yang terdapat di Pantai Pasir Mendit. Pengenalan spesies menjadi kompetensi penting bagi mahasiswa Pendidikan Biologi karena setiap jenis mangrove memiliki karakteristik morfologi, struktur, dan fungsi ekologi yang berbeda, sehingga memberikan pengaruh yang beragam terhadap lingkungan pesisir. Melalui kegiatan ini, mahasiswa dilatih untuk melakukan pengamatan langsung (mencandra) guna membedakan jenis mangrove berdasarkan ciri morfologi yang tampak di lapangan.
Dosen pengampu mata kuliah Biologi Perairan, Rio Christy Handziko, menyampaikan bahwa pembelajaran biologi tidak hanya dilakukan di dalam ruang kelas, tetapi juga perlu diperkuat melalui kegiatan lapangan. Menurutnya, ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem penting dalam kajian biologi perairan, khususnya di wilayah pesisir. “Melalui kegiatan pengenalan jenis mangrove dan monitoring pertumbuhan pascapenanaman, mahasiswa tidak hanya mempelajari ciri morfologi setiap jenis mangrove dari referensi, tetapi juga melakukan identifikasi secara langsung di alam,” ujarnya.
Ekosistem mangrove memiliki peran strategis dalam menjaga kestabilan wilayah pesisir. Mangrove berfungsi sebagai penahan abrasi dan gelombang pasang surut, serta menjadi habitat, tempat berlindung, dan area pemijahan bagi berbagai biota perairan seperti ikan, udang, kepiting, dan organisme lainnya. Dengan adanya kegiatan monitoring ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami kondisi dan dinamika pertumbuhan mangrove sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan, sekaligus memperkuat pemahaman tentang keanekaragaman hayati mangrove melalui pengalaman belajar langsung di lapangan.
Kegiatan monitoring dan pembelajaran lapangan ini selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 14 (Ekosistem Lautan), SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), dan SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim).
English