Delegasi Western Sydney University (WSU) berkunjung ke Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dalam program (Poly)Crisis, Cross-Cultural Responses & Resilience mengusung tema SDG 6: Clean Water and Sanitation. Salah satu sorotan utama hari ini adalah kunjungan ke Kampung Wisata Cokrodiningratan, kawasan bantaran Sungai Code yang menjadi contoh nyata bagaimana mitigasi bencana dan konservasi air dapat dikelola langsung oleh masyarakat. Di lokasi ini, para mahasiswa dan dosen WSU belajar secara langsung tentang berbagai inisiatif warga yang sudah berjalan selama bertahun-tahun. Mereka mendalami bagaimana masyarakat sekitar mengelola sampah dan limbah rumah tangga melalui kegiatan rutin pembersihan sungai, pengomposan sampah organik, hingga pemanfaatan lahan bekas tempat pembuangan sampah sebagai pasar minggu dan ruang pertunjukan musik.
Tak kalah menarik, para tamu Australia juga diperkenalkan pada sistem kesiapsiagaan bencana yang canggih namun berbasis kearifan lokal, seperti sirene radio yang terhubung dengan pemantauan aktivitas hujan di kawasan Gunung Merapi. Sistem ini menjadi alat peringatan dini yang sangat vital, mengingat aliran air hujan dari Merapi bisa sewaktu-waktu membanjiri Sungai Code. Warga pun telah menyiapkan jalur evakuasi serta filter sampah dan biopori untuk mengurangi dampak banjir. Selain itu, mereka memiliki sistem penyaringan air mandiri yang terjangkau, menjadi alternatif yang lebih murah dibandingkan pasokan air dari pemerintah, dan industri-industri sekitar sungai turut dilibatkan dalam pemberdayaan sungai untuk memastikan keberlanjutan lingkungan.
Kegiatan kunjungan ditutup dengan sesi yang tak kalah berkesan: para mahasiswa dan dosen WSU diajak belajar membuat pincuk, suatu bungkus tradisional dari daun pisang yang biasanya digunakan untuk menyajikan makanan. Suasana akrab tercipta saat mereka bersama warga menikmati camilan lokal seperti kacang rebus, pisang, ubi manis, serta minuman tradisional wedhang Seruni. Keceriaan semakin terasa ketika para tamu antusias berinteraksi dengan kucing-kucing peliharaan warga yang banyak berkeliaran di permukiman.
Hari penuh pembelajaran dan kebersamaan ini menjadi gambaran nyata bagaimana upaya konservasi air, pengelolaan sanitasi, dan mitigasi bencana bisa diramu harmonis dalam semangat gotong royong, teknologi sederhana, dan budaya lokal yang kaya.