Prestasi membanggakan kembali diraih mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Imam Ahmad Faisal, mahasiswa semester 3 Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK), terpilih memperkuat Tim Nasional Bola Voli U-21 Indonesia dalam ajang FIVB Men’s U-21 World Championship yang akan berlangsung di China mulai 21 Agustus 2025.
Imam mengaku perjalanan panjangnya dalam menekuni voli tidak selalu mudah. Sejak kelas 4 SD ia sudah mengenal voli, meski awalnya hanya sebatas permainan dasar dan bersifat rekreasi. Keseriusan baru ia jalani saat pertengahan pandemi Covid-19, ketika mulai berlatih dengan intensitas tinggi dan fokus meniti karier di dunia voli. “Motivasi awal saya karena ingin melanjutkan karier orangtua. Di antara saudara-saudari saya, saya yang bertekad menekuni voli,” ujarnya, Kamis (21/8/25).
Perjalanan menuju Timnas U-21 penuh tantangan. Warga Suryodiningratan, Mantrijeron, Yogyakarta itu harus menjalani latihan dua kali sehari hingga mengorbankan sebagian waktu kuliah. Ia pernah mengalami pengalaman pahit ketika dipanggil mengikuti kualifikasi World Championship, namun tiga hari sebelum keberangkatan justru mengalami cedera engkel. “Kuncinya menjaga tubuh agar tidak cedera, menstabilkan kemampuan, dan mengendalikan overthinking,” kata Imam.
Meski dukungan kampus sangat terasa, ia berharap ada kebijakan yang lebih fleksibel bagi atlet mahasiswa. Saat ditunjuk PBVSI Pusat memperkuat klub di Liga 2 Jepang, Imam sempat kehilangan fokus perkuliahan karena jarak dan intensitas pertandingan. Walau sudah menyampaikan surat resmi, beberapa nilai akademiknya tetap merosot. “Saya ingin ada kemudahan misalnya ujian bisa diganti dengan tugas, sehingga prestasi olahraga tidak mengorbankan prestasi akademik,” ungkapnya.
Bagi Imam, tampil di FIVB Men’s U-21 World Championship adalah kebanggaan tersendiri. Ini merupakan kali pertama Indonesia berlaga di ajang bergengsi tersebut. “Senang sekali, karena Indonesia akhirnya bisa ikut serta. Meski cukup kaget melihat perbedaan postur tubuh, anatomi, maupun budaya antara pemain dalam negeri dan luar negeri, pengalaman ini sangat berharga. Saya belajar banyak tentang attitude, SDM, dan juga kebersamaan dengan rekan satu tim,” tutur pria kelahiran Yogyakarta 14 Mei 2005 tersebut.
Selain mengharumkan nama Indonesia, Imam juga bangga bisa membawa nama UNY ke panggung internasional. “Saya ingin memperkenalkan budaya Indonesia melalui voli dan menunjukkan bahwa mahasiswa FIKK UNY bisa bersaing di level dunia,” tambahnya. Walau prestasi akademik sempat terpengaruh, Imam mengaku kehidupan pribadinya semakin mandiri, disiplin, dan sportif. Dukungan keluarga, terutama orang tua, menjadi sumber kekuatan utama.
Ke depan, pehobi bola voli itu bercita-cita bisa menembus tim inti Timnas Senior dan menggantikan idolanya, Rivan Nurmulki. Ia juga menitip pesan kepada PBVSI Pusat untuk lebih memperhatikan daerah-daerah yang jarang terjangkau. “Saya yakin banyak atlet berbakat di pelosok yang belum terlihat,” papar Imam.
Kepada generasi muda, Imam berpesan agar tidak mudah menyerah. “Jangan patah semangat, jangan lupakan ibadah. Ketika terpuruk, hanya Tuhan yang bisa menolong. Perbanyak sedekah, tahajud, dan jangan lupa usaha keras,” pungkasnya.