MAHASISWA UNY KEMBANGKAN MEDIA PEMBELAJARAN PENANAMAN KARAKTER BUDAYA BERBASIS AUDIO SENSOR CAHAYA

1
min read
A- A+
read
MAHASISWA UNY KEMBANGKAN MEDIA PEMBELAJARAN PENANAMAN KARAKTER BUDAYA BERBASIS AUDIO SENSOR CAHAYA

Sekelompok mahasiswa UNY terdiri dari Endah Istiqomah (Pendidikan Guru Sekolah Dasar), Hindun Nur Aisyah (PG-PAUD), dan Nur Milati (Pendidikan Teknik Mekatronika) mengembangkan media pembelajaran penanaman karakter budaya melalui pembelajaran pop up berbasis audio untuk siswa-siswi jenjang Sekolah Dasar.

“Media pop up yang kami kembangkan berupaya menanamkan pembelajaran budaya dan mengenalkan kultur Indonesia yang sangat beragam kepada anak-anak,” ujar Endah selaku ketua kelompok dari ketiga mahasiswa tersebut, Senin (8/7/2019).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistika yang bekerja sama dengan Institute of Southeast Asian Studies (ISEAS), pada tahun 2013 terdapat 633 kelompok suku besar yang terdiri dari subsuku dan kelompok-kelompok kecil dari suku tersebut. Hal ini menggambarkan kemajemukan dan heterogenitas Indonesia.

Oleh sebab itu, pengenalan budaya bangsa kepada anak-anak merupakan hal penting untuk menumbukan nasionalisme dan rasa cinta terhadap bangsa. Hal ini juga sesuai dan relevan dengan tujuan dari SDGs (Sustainable Development Goals) yang diratifikasi Indonesia dari PBB. Terlebih lagi dasar UU No. 20 tahun 2003 Bab II, Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan penggunaan media pembelajaran merupakan hal penting untuk mendukung tercapainya pembelajaran yang efektif dan efisien..

“Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kami di SD N Triharjo, anak-anak belum diarahkan pada pendidikan yang bisa membentuk karakter melalui nilai- nilai budaya Indonesia. Padahal karakter berbasis budaya merupakan hal penting yang harus ditanamkan pada anak-anak. Anak-anak kemudian hanya memahami budaya dalam keindahannya dan belum memahami arti penting dari kebudayaan itu sendiri,” tambah Endah.

Hindun Nur Aisyah menyatakan bahwa nilai-nilai budaya seharusnya ditanamkan sejak dini pada anak-anak. “Oleh sebab itu, kami mengembangkan media pembelajaran pop up kebudayaan berbasis audio sensor cahaya sebagai salah satu langkah menanamkan karakter kebudayaan tersebut,” ujar Hindun, Senin (8/7/2019).

Buku pop up kebudayaan berbasis audio ini dilengkapi dengan sensor LDR agar media buku ini secara otomatis mengeluarkan audio saat buku dibuka. Isi dari audio ini menyesuaikan dengan lagu dari masing-masing daerah dan dilengkapi dengan penjelasan singkat terkait kebudayaan seperti filosofi dari rumah adat, baju adat, tarian, senjata dan makanan dari daerah tersebut. (Muhammad Abdul Hadi/JK)