Workshop IT Risk Management dan Social Sentiment Awareness Perguruan Tinggi

1
min read
A- A+
read

Workshop

Transformasi media dalam masyarakat digital itu penting karena diversifikasi perspektif dimana citizen journalism memungkinkan masyarakat berpartisipasi dalam proses berita, membawa berbagai perspektif dan sudut pandang yang mungkin tidak tercakup oleh media tradisional. Selain itu ada kecepatan dan aksesibilitas, pemberdayaan masyarakat, keterlibatan aktif, kontrol informasi, kebebasan berekspresi serta tantangan profesionalisme. Hal ini dikatakan Senior Software Developer - Incenplus Indonesia Banu Desi Antoro, S.Pd pada Workshop IT Risk Management dan Social Sentiment Awareness Perguruan Tinggi di Hotel UNY, Selasa (5/12). Menurutnya tantangan di era citizen journalism saat ini yaitu ketidakpastian dalam verifikasi informasi, tingginya risiko bias subjektif dan kurangnya perlindungan hukum. “Selain itu juga ada ketidakmampuan menghadapi tekanan, kurangnya kualitas produksi konten dan potensi penyalahgunaan oleh pihak dengan agenda tersembunyi. Yang penting viral atau FYP” paparnya.

Alumni prodi Pendidikan Teknik Informatika UNY tersebut mengungkapkan peluang resiko sentiment negative terhadap institusi pendidikan seperti kerusakan reputasi, menurunnya kepercayaan dan kredibilitas, menurunnya minat pendaftaran mahasiswa baru, pengaruh terhadap pekerjaan alumni, tantangan rekrutmen staf dan dosen, kesulitan menarik dosen dan peneliti berkualitas, kesulitan membangun kemitraan atau potensi kehilangan dana pemerintah. “Bagusnya UNY telah menerapkan ISO 9001 yang bertujuan meningkatkan kepuasan pelanggan (Mahasiswa, Masyarakat, Pemangku Kebijakan/Pemerintah) dengan menyediakan produk atau layanan yang memenuhi atau melebihi ekspektasi” kata Banu. Sehingga mitigasi resiko yang dilakukan telah memenuhi kriteria yaitu melibatkan komunitas, berfokus pada peningkatan kualitas, penguatan komunikasi internal, transparansi dan akuntabilitas serta berkolaborasi dengan pihak lain.

Kegiatan dibuka oleh Direktur Direktorat Kerja Sama, Sistem Informasi, Inovasi, dan Usaha Prof. Endang Mulyani dan mengundang para kepala subdit, tim IT dan humas di UNY. “Tujuannya untuk memahami pandangan yang tersebar di media sosial terkait dengan situasi pendidikan untuk merespon serta memberikan umpan balik” kata Endang Mulyani.

Pada kesempatan yang sama Chief Data & Business Officer (CDBO) at Netray Moch. Ari Nasichuddin, M.Eng. menjelaskan media sosial itu penting karena pertumbuhannya cepat, berperan dalam demokrasi digital dan merupakan media baru. Jumlah pengguna media sosial di Indonesia telah meningkat pesat, mencapai 170 juta dari total 202,6 juta penduduk yang terkoneksi dengan internet. Pengguna menghabiskan rata-rata 3 jam 14 menit setiap hari di media sosial, menunjukkan keberadaannya sebagai platform utama. Kemunculan media sosial telah secara dinamis mengubah pola komunikasi sehari-hari, menawarkan komunikasi dua arah, konten yang dihasilkan pengguna, dan beragam platform yang memfasilitasi interaksi, seperti Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, dan lainnya” ungkap Ari. Untuk itu diperlukan Sentiment Analysis yang merupakan salah satu task di Machine Learning yang digunakan untuk menangkap opini (sentimen) publik di media sosial. Sentiment Analysis sering digunakan untuk memahami bagaimana audiens merespons konten dan aktivitas akun media sosial. Ari juga merekomendasikan pengelolaan media sosial seperti kenali audiens dan tujuan, konten relevan dan berkualitas, interaksi yang aktif dan responsif, konsistensi branding, monitoring sentimen, berkolaborasi dan berbagi, edukasi dan informasi yang objektif, mengelola konflik dengan bijak serta melakukan evaluasi.

MBKM
IKU
IKU 4. Praktisi Mengajar di Dalam Kampus