GENERASI XYZ DI ABAD 3R

Adalah suatu kehormatan teramat besar bagi Pemerintahan dan Rakyat Yogyakarta, karena Yogyakarta telah dipilih sebagai tempat berlangsungnya International Congrress for School Effectiveness and Improvement Ke-27 Tahun 2014. Atas kehormatan itu, izinkan saya mengucapkan: “Selamat Datang di Yogyakarta”. Karena masih dalam suasana Tahun Baru, izinkanlah pula saya mengucapkan: “Selamat Tahun Baru 2014, dan semoga penyelenggaraan ICSEI ini masih sukses ganda, sukses pengorganisasian, maupun sukses hasil-hasil yang dicapai”.

Selain itu, karena bertetapan dengan liburan panjang akhir tahun 2013 dan peak season, saya mohon maaf jika sekiranya sejak kedatangan para peserta, khususnya peserta mancanegara, selama beberapa hari di penghujung tahun 2013 ini, suasana “Yogyakarta Berhenti Nyaman”, karena di mana-mana terjadi kemacetan lalu-lintas.

Namun di balik suasana itu, sesungguhnya adalah sebuah berkah bagi kalangan masyarakat bawah, karena kehadiran turis domestik itu telah membuka peluang bagi mereka untuk memperoleh  rezeki yang berlebih. Demikian juga saya berharap yang sama, agar Konferensi Internasional ini mendapat limpahan berkah Tuhan, bisa mengulang sukses seperti halnya Konferensi ke-26 di Santiago, Chili, tahun 2013 yang lalu.

Dengan tema: Redefining Education, Learning, and Teaching in the 21st  Century: The Past, Present and Future of Sustainable School Effectiveness, Konferensi tahunan ini dirancang untuk mengangkat sejumlah isu-isu aktual dan penting bagi para peneliti, praktisi dan pembuat kebijakan guna mendefinisikan kembali pendidikan atas perubahan konsep belajar-mengajar bagi anak didik kita di abad ke-21 ini ke depan.

Dalam 30 tahun terakhir ini, banyak yang sependapat bahwa generasi terbagi menjadi tiga kelompok. Generasi X untuk mereka yang lahir di era 1970 dan awal 1980 yang mulai dikenalkan dengan multimedia. Generasi Y yang lahir di era akhir 1980 dan 1990, sudah lebih canggih beradaptasi dengan komputer dan internet, kebanyakan sekarang ini sebagai eksekutif muda. Selanjutnya, generasi Z yang lahir di akhir tahun 1990 sampai sekarang, yang juga disebut generasi millennium seusia siswa SD-SMP. Kita bisa melihat banyak dari mereka yang begitu terbiasa dan menguasai dunia digital, internet, multimedia. Proses belajar-mengajar di era ini pun harus mampu mengakomodasi kebutuhan dan keterampilan anak-anak tersebut.

Keterampilan abad 21 didefinisikan dalam bermacam cara, dengan komponen utamanya adalah keterampilan belajar dan berpikir, literasi teknologi, dan keterampilan menjadi seorang pemimpin. Benang merah dari semua keterampilan itu adalah teknologi. Menurut Ian J McCoog, beberapa era lalu, ketika pergi ke sekolah, kita mengenal 3R sebagai “reading”, “riting” (writing) dan “rithmetic” (arithmetic).

Sementara itu,  di abad 21 sekarang ini, lebih dikenal 3R sebagai “rigor”, “relevance” dan “real world skills”. Untuk mendapatkan keterampilan abad 21, siswa perlu diberi semangat untuk menghasilkan ide-ide baru, mengevaluasi dan menganalisa material yang disampaikan, dan mampu mengaplikasikan apa yang sudah dipelajari sebelumnya.

Hal-hal tersebut dapat dicapai dengan mengubah metode instruksi guru atau merubah paradigma lama. Dimana proses penyampaian ilmu hanya berdasarkan pada konten materi saja, sekarang sudah harus dengan melibatkan siswa pada konten tersebut. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dengan pembelajaran interaktif lewat online.

Guru harus mau “mundur sepecak” untuk memberikan ruang buat siswa belajar sendiri dan mencari tahu jawabannya dalam kelompok mereka masing-masing. Inisiatif belajar siswa di abad  ke-21 ini ke depan harus dibangun dengan konsep seperti ini, diubah dari “teacher centered” ke arah “student centered”.

Dengan visi dan harapan seperti itulah, Pemerintahan Daerah DIY menyambut baik dan mengapresiasi berlangsungnya ICSEI Ke-27 Tahun 2014 ini di Yogyakarta. Dengan harapan lebih lanjut, semoga konferensi ini dapat memberikan rekomendasi yang bermanfaat bagi kemajuan pendidikan di Indonesia, maupun di semua negara peserta ICSEI.

Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan melimpahkan berkah serta rahmat-Nya dalam membukakan jalan lurus-Nya menuju efektifitas belajar-mengajar dengan perbaikan yang tiada henti sepanjang hayat.

Sambutan Gubernur DIY pada Acara Welcome Dinner kegiatan International Congress for Scholl Effectiveness And Improvement (ICSEI), Bangsal Kepatihan, 3 Januari 2014

Sri Sultan Hamengku Buwono X
Sri Sultan Hamengku Buwono X