Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri Yogyakarta (FISIP UNY) bekerja sama dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar Seminar Nasional Penguatan Relawan Gerakan Kebajikan Pancasila Bagi Masyarakat bertema ‘Literasi Pancasila dan Kebangkitan Republik’, Kamis (23/10/25) di Gedung Pascasarjana UNY. Kegiatan ini menghadirkan sejumlah tokoh nasional dan akademisi yang membahas pentingnya memperkuat pemahaman serta praktik nilai-nilai Pancasila di tengah dinamika kehidupan berbangsa.
Wakil Rektor Bidang Akademik UNY Prof. Nur Hidayanto Pancoro Setyo Putro dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kerja sama strategis antara UNY, Komisi XIII DPR RI dan BPIP dalam memperkuat literasi ideologi Pancasila di lingkungan akademik. “Kegiatan ini akan menjadi wadah interaksi dan pembelajaran mahasiswa dalam literasi Pancasila untuk menyongsong Indonesia Emas 2045,” ungkapnya mewakili Rektor UNY.
Sementara itu, Direktur Jaringan dan Pembudayaan BPIP, Toto Purbiyanto, M.Ti., menegaskan bahwa Pancasila adalah ideologi dan dasar pandangan hidup. “Kita sepakat bahwa Pancasila tidak boleh hilang digantikan dengan ideologi lain” kata Toto. Oleh karena itu tujuan kegiatan ini adalah memperkuat nilai karakter Pancasila agar menjadi habituasi keseharian. Saat ini kita kekurangan literasi Pancasila karena dalam pendidikan formal sudah banyak dihilangkan seperti Penataran P4 atau pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) sehingga terjadi degradasi moral. Harapannya para mahasiswa dapat menjadi relawan Kebajikan Pancasila yaitu orang yang bertutur kata dan bertingkah laku sesuai Pancasila.
Acara ini menghadirkan Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya, S.Fil., M.Ds., M.Sc., sebagai keynote speaker. Dalam paparannya, Willy mengajak pembaca untuk menghidupkan nilai-nilai Pancasila bukan hanya dalam wacana, tetapi dalam keseharian di rumah dan lingkungan sekitar karena rumah adalah tempat pertama dan utama dalam menanamkan nilai kebangsaan seperti gotong royong, toleransi, kejujuran, dan rasa keadilan. “Selama ini, Pancasila sering diajarkan secara teoritis dan formal, namun jarang benar-benar diwujudkan dalam perilaku nyata” tuturnya. Oleh karena itu Willy Aditya mengajak masyarakat untuk mempraktikkan Pancasila secara sederhana namun bermakna — mulai dari menghargai perbedaan di keluarga, menolong tetangga, hingga membangun sikap adil dalam kehidupan sosial.
Willy juga menawarkan pendekatan baru yang lebih partisipatif dan kontekstual, agar generasi muda dapat memahami Pancasila sebagai panduan hidup yang relevan dengan zaman melalui buku yang ditulisnya. Dengan bahasa yang ringan dan reflektif, buku Pancasila di Rumahku menjadi ajakan moral agar setiap individu menjadikan Pancasila sebagai identitas diri dan fondasi moral dalam kehidupan sehari-hari. Melalui karya ini, Willy berharap Pancasila tidak hanya dihafalkan, tetapi benar-benar dihidupi, dimulai dari rumah — tempat lahirnya nilai, karakter, dan masa depan bangsa.
Diskusi panel berlangsung dinamis dengan menghadirkan Prof. Suyato, Ketua Departemen Pendidikan Kewarganegaraan FISIP UNY, dan Dr. Irene Camelyn Sinaga, Direktur Pengkajian Implementasi Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP. Kedua narasumber menyoroti pentingnya sinergi antara dunia pendidikan, lembaga negara, dan masyarakat dalam menumbuhkan kesadaran ideologis yang berakar pada nilai-nilai Pancasila.
Melalui kegiatan ini, UNY menegaskan komitmennya dalam mendukung program penguatan ideologi bangsa dan pengembangan karakter mahasiswa yang berlandaskan nilai-nilai luhur Pancasila. Seminar nasional ini juga menjadi bagian dari upaya mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 4 (Pendidikan Berkualitas) dan poin 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh) melalui pendidikan ideologis dan kebangsaan yang inklusif.