Mahasiswa KKN UNY Kembangkan Inovasi Nugget Tempe sebagai Olahan Sehat dan Ekonomis di Desa Potronanggan

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang ditempatkan di Desa Potronanggan, Tamanan, Tamanan, Bantul, mengadakan program pelatihan pembuatan nugget tempe sebagai bagian dari rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat. Pelatihan ini bertujuan mendorong kreativitas warga dalam mengolah bahan pangan lokal serta membantu meningkatkan ketahanan pangan keluarga. Kegiatan berlangsung dengan melibatkan warga, terutama ibu-ibu PKK Desa Potronanggan.

Tim KKN UNY yang terlibat terdiri dari Reina Asri, Anggita Ayu Pangestia, Andrean Danu Wardana, Sandi Achmad Fahrezi, Mutia Fajri Rohmani, Frido Ronggo Sanjaya, Nathania Aurelia Dewanti, Fatin Almas Pramono, Lulus Irzha Dewi Handayani, dan Muhammad Rifqi Asyraf.

Ketua KKN Desa Potronanggan, Frido Ronggo Sanjaya, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kontribusi mahasiswa dalam meningkatkan keterampilan masyarakat. “Kami berharap pelatihan ini tidak berhenti pada praktik hari ini saja, tetapi bisa diteruskan oleh warga sebagai pengetahuan baru untuk kebutuhan makan keluarga maupun sebagai peluang usaha kecil. Program KKN kami memang diarahkan agar memberi dampak nyata dan dapat dilanjutkan setelah kami selesai bertugas,” jelasnya, Jumat (28/11/25).

Sebagai penanggung jawab kegiatan, Nathania Aurelia Dewanti memimpin jalannya pelatihan mulai dari penyiapan bahan, demonstrasi resep, hingga pendampingan praktik warga. Nathania menjelaskan bahwa tempe dipilih sebagai bahan utama karena mudah ditemukan di desa dan kaya nilai gizi. “Kami ingin menghadirkan olahan tempe yang inovatif, sehat, dan disukai anak-anak. Nugget tempe bisa menjadi alternatif lauk yang praktis sekaligus berpotensi dikembangkan sebagai produk usaha rumahan,” ujarnya.

Pelatihan diawali dengan pengenalan bahan sekaligus manfaat tempe sebagai sumber protein nabati dan serat. Mahasiswa kemudian mendemonstrasikan langkah-langkah pembuatan nugget tempe, mulai dari mengukus tempe selama 10–15 menit, menghaluskannya bersama bawang merah dan bawang putih tumis, hingga mencampur adonan dengan wortel parut, daun bawang, tepung roti, telur, garam, dan merica. Setelah adonan terbentuk, peserta diminta membentuk nugget sesuai selera sebelum dilapisi tepung dan digoreng hingga keemasan.

Warga Desa Potronanggan terlihat antusias mengikuti setiap tahapan. Para ibu-ibu saling berdiskusi mengenai bentuk nugget yang menarik, cara menghasilkan tekstur lembut, hingga tips agar nugget dapat bertahan lama jika ingin dijual sebagai produk beku. Mahasiswa KKN membantu warga satu per satu untuk memastikan setiap peserta memahami teknik pengolahan dengan benar. Selain memberikan pelatihan, tim KKN juga menyediakan modul resep nugget tempe yang dapat dibawa pulang oleh peserta. Modul tersebut memuat daftar bahan, langkah-langkah pembuatan, hingga tips penyimpanan agar warga dapat mempraktikkannya kembali di rumah.

Mutia Fajri Rohmani turut menambahkan bahwa nugget tempe memiliki peluang ekonomi yang cukup besar. “Bahan bakunya murah, prosesnya mudah, dan banyak disukai anak-anak. Jika dikembangkan menjadi produk beku, ibu-ibu bisa menjualnya ke tetangga atau warung sekitar,” katanya. Program pembuatan nugget tempe ini mendapat apresiasi dari perangkat desa dan warga yang hadir. Mereka berharap kegiatan serupa terus dihadirkan selama masa KKN berlangsung untuk memperkaya keterampilan rumah tangga.

Melalui pelatihan ini, mahasiswa KKN UNY berhasil menciptakan kolaborasi yang edukatif, aplikatif, dan bermanfaat bagi masyarakat. Inovasi dalam pengolahan bahan pangan lokal seperti nugget tempe diharapkan dapat menjadi langkah awal pengembangan ekonomi kreatif berbasis keluarga di Desa Potronanggan.

Penulis
Dedy
Editor
Sudaryono
Kategori Humas
Inovasi
IKU 2. Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus