MINIMALISASI KECELAKAAN KERJA DENGAN PCM

2
min read
A- A+
read

MINIMALISASI KECELAKAAN KERJA DENGAN PCM

Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang gencar membangun infrastruktur sebagai salah satu syarat pembangunan dalam bidang sosial ekonomi. Pembangunan ini dimaksudkan sebagai tempat aktivitas instansi untuk mewadahi seluruh kegiatan yang dapat menunjang kegiatan dalam mengembangkan kinerja dan meningkatkan daya saing. Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan pembangunan proyek yaitu mutu sumber daya manusia. Dengan memperdayakan tenaga kerja yang berkualitas baik, diharapkan segala aktivitas dalam manajemen kegiatan konstruksi optimal, mencapai target, serta selesai tepat waktu. Namun konstruksi bangunan atau proyek konstruksi tak lepas dari risiko bahaya kecelakaan yang fatal karena bertempat kerja di ruang terbuka yang dipengaruhi oleh cuaca, jangka waktu pekerjaan terbatas, penggunaan pekerja yang belum terlatih, menggunakan peralatan kerja yang membahayakan keselamatan dan kesehatan kerja atau pekerjaan yang banyak mengeluarkan tenaga. Kecelakaan kerja diminimalisasi kejadiannya oleh upaya keselamatan kerja atau safety, sedangkan kesehatan kerja dijaga, dipelihara, dan ditingkatkan oleh upaya kesehatan kerja. Selama ini langkah yang digunakan untuk melakukan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja yaitu dengan memberikan tanda pada lokasi berbahaya atau membatasinya dengan garis kuning. Berdasarkan fakta inilah sekelompok mahasiswa UNY merancang alat keselamatan pekerja konstruksi menggunakan Portable Construction Maps (PCM) berdasarkan posisi lokasi dengan sidik jari. Mereka adalah Annurdin Rasyid, Ahsan Firdaus dan Dwi Setiawan prodi pendidikan teknik informatika, serta Hajidah Salsabilla Allissa Fitri prodi pendidikan kimia.

Menurut Annurdin Rasyid, mereka merancang sistem manajemen pekerja konstruksi berbasis peta indoor atau indoor positioning system. PCM memiliki fokus untuk meningkatkan keamanan konstruksi. “Prinsip kerja PCM menggantikan GPS dengan Beacon Bluetooth yang terpasang pada masing-masing lantai bangungan konstruksi untuk mendapatkan lokasi pekerja yang telah menggunakan Bluetooth Id Card” katanya. Algoritma yang dipakai dalam menentukan keakuratan lokasi pekerja yaitu menggunakan Location Fingerprint Positioning (LFP) atau posisi lokasi dengan sidik jari. Produk ini meliputi Locator Node sebagai Beacon Bluetooth yang memindai pekerja, Local Server yang mengolah data dari Locator Node menggunakan LFP, dan aplikasi web serta android untuk melakukan monitoring pekerja secara realtime. Hajidah Salsabilla Allissa Fitri menambahkan Indoor Positioning System (IPS) atau Sistem Penentuan Posisi dalam Ruangan adalah jaringan perangkat yang digunakan untuk menemukan orang atau objek di mana GPS dan teknologi satelit lainnya tidak memiliki ketepatan atau kegagalan seluruhnya, seperti di dalam gedung bertingkat, bandara, gang, garasi parkir, dan lokasi bawah tanah. “Sedangkan untuk pengiriman data digunakan WorkerTag yang dibuat seperti ID card atau tanda pengenal agar mudah dibawa pekerja dan tidak mengganggu mobilitas” ungkap Hajidah. Pada bagian depan WorkerTag terdapat QR code id pekerja dan identitas pekerja. Bagian belakang digunakan sebagai wadah untuk ESP32, buzzer, LED, dan baterai yang telah disatukan sedemikian rupa.

Ahsan Firdaus menjelaskan PCM merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk memantau dan memberikan laporan mengenai lokasi kegiatan pekerja konstruksi. “Dalam menentukan lokasi pekerja, PCM menggunakan konsep Bluetooth Beacon Server Side dan Cloud Computing Google Cloud Platform” kata Ahsan. Pekerja diharuskan mengenakan sebuah iBeacon Card berupa WorkerTag. PCM akan menggunakan iBeacon Card sebagai passive receiver bluetooth karena bentuknya yang seperti kartu dan bisa dijadikan kartu identitas pekerja. Cara kerja sistemnya yaitu memasang node pada masing-masing lantai sebagai langkah awal. Setelah itu, unggah denah lantai pada web dan pasang node sesuai lokasi aslinya. Kemudian dilakukan kalibrasi lokasi menggunakan WorkerTag pada beberapa lokasi. Pekerja yang mengenakan WorkerTag akan diidentifikasi oleh node pada masing-masing lantai. Local Server akan menerima data dari seluruh node dan menentukan lokasi pekerja berdasarkan besaran sinyal yang diterima dari WorkerTag. Lokasi masing-masing pekerja akan muncul kedalam web dashboard untuk selanjutnya bisa diawasi oleh admin. Selain itu, admin dapat menambahkan lokasi berbahaya dalam peta untuk memberikan agar sistem dapat memberikan tanda peringatan ke pekerja yang berada pada lokasi bahaya secara otomatis melalui lampu dan suara. Karya ini berhasil meraih dana Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta tahun 2021. Hal ini sesuai dengan pelaksanaan tujuan pembangunan berkelanjutan UNY dalam agenda pendidikan berkualitas dan kesehatan masyarakat. (Dedy)