KENALKAN BUDAYA YOGYAKARTA PADA ANAK MELALUI MEDIA

1
min read
A- A+
read

Kebudayaan Indonesia perlu dikenalkan kepada anak sejak dini. Mengenalkan budaya bangsa kepada anak akan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya mencintai budaya bangsa. Pengenalan kebudayaan kepada anak dapat dilakukan melalui pendidikan, yakni sekolah dasar (SD). Saat ini siswa telah mempelajari kebudayaan yang ada di Indonesia. Namun Siswa belum diarahkan pada pendidikan yang bisa membentuk karakter anak melaului nilai-nilai budaya Indonesia, sehingga anak-anak memahami budaya hanya dalam konstek keindahan belum memahami arti penting dari kebudayaan itu sendiri. Padahal penanaman nilai-nilai budaya pada anak sejak dini sangat penting. Hal ini disebabkan kurang adanya media pembelajaran untuk menunjang pembelajaran anak. Padahal media pembelajaran dapat memotivasi anak agar lebih semangat untuk belajar. Oleh karena itu mahasiswa UNY Endah Istiqomah prodi PGSD, Hindun Nur ‘Aisyah prodi PG PAUD dan Nur Milati prodi Pendidikan Teknik Mekatronika mengembangkan Media ‘Pop Up Kebudayaan Yogyakarta’ sebagai penanaman pendidikan karakter cinta budaya pada siswa sekolah dasar. Menurut Endah Istiqomah media ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk menanamkan nilai karakter pada siswa Sekolah Dasar. “Media ini merupakan sebuah media 3 dimensi yang berfungsi untuk mengenalkan dan menanamkan pendidikan karakter siswa Sekolah Dasar” katanya. Media ini dibuat sesuai dengan kebutuhan siswa SD yang operasional konkrit (bersifat nyata). Adanya media ini dapat membantu guru dalam mengajar pembelajaran pendidikan karakter yang sesuai dengan budaya Yogyakarta.

Nur Milati menjelaskan, pengembangan media ini dimulai dari fakta bahwa di Sleman belum ada sekolah dasar yang menggunakan media untuk mengenalkan kebudayaan pada siswa. “Selanjutnya kali membuat desainnya dengan merujuk pada prosedur pengembangan media pembelajaran” kata Nur. Pada tahap pra produksi dibuat  flowchart yang berisi tentang alur secara ringkas tentang media ‘Pop Up Kebudayaan Yogyakarta’, lalu membuat storyboard berupa uraian ringkas secara deskriptif yang berisi alur cerita yang akan ada dalam media pembelajaran mulai dari awal kemunculan gambar sampai program berakhir. Kegiatan pasca produksi berisi kegiatan editing, mixing dan finalisasi hasil media pembelajaran yang telah diedit sesuai dengan flowchart dan storyboard. Media ini telah digunakan pada beberapa sekolah dasar di Sleman dengan hasil baik. Karya ini juga berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian tahun 2019. (Dedy)