Mahasiswa Tunanetra dari Bukittinggi Lolos SNBT UNY, Raih Beasiswa KIPK

Kisah inspiratif datang dari Otto Wahyudi, seorang pemuda tunanetra asal Bukittinggi, Sumatera Barat, yang berhasil lolos Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) 2025 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Otto diterima pada Program Studi S1 Pendidikan Luar Biasa (PLB) Fakultas Ilmu Pendidikan UNY, dengan skor 606. Capaian ini tidak hanya membanggakan, tetapi juga menjadi bukti bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk meraih pendidikan tinggi dan memperjuangkan cita-cita.

Otto lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya, Herison, bekerja sebagai buruh tani di kampung halaman, sementara ibunya, Reni Oktaviani, mengurus rumah tangga dan menjadi sosok pendukung utama pendidikan anak-anaknya. Meski kondisi ekonomi keluarga serba terbatas, semangat Otto untuk melanjutkan pendidikan tinggi tidak pernah padam. Tekad kuat dan kerja kerasnya kini membuahkan hasil setelah ia dinyatakan diterima di UNY. Lebih membahagiakan lagi, Otto berhasil mendapatkan beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) yang akan mendukung penuh perjalanan pendidikannya di kampus.

Alumni SMAN 3 Bukittinggi tersebut memilih Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan UNY karena setelah berselancar di dunia maya untuk mencari informasi ternyata program studi PLB UNY kualitasnya lebih unggul dari program studi sejenis di PTN yang lain. “Saya juga sempat berkonsultasi dengan sesama penyandang tunanetra di Bukittinggi tentang hal ini, selain itu juga karena budaya orang Minangkabau yaitu merantau maka saya pilih kuliah di Yogyakarta” kata Otto, Senin (25/8/25).

Bagi keluarganya, kabar kelulusan Otto disambut dengan penuh haru. Herison, ayah Otto, mengaku tidak pernah menyangka anaknya bisa menembus salah satu universitas ternama di Yogyakarta. Sebagai buruh tani, ia merasa hanya bisa memberikan dukungan doa dan semangat. Namun, semangat pantang menyerah Otto justru melampaui keterbatasan kondisi keluarga. Sang ibu, Reni Oktaviani, juga merasa bangga karena perjuangan anaknya telah membuahkan hasil yang nyata. “Setahun lalu saat kelas 11 SMA Otto sudah mengatakan keinginannya untuk studi lanjut. Kami mendukung keinginannya dan soal biaya akan kami usahakan. Ternyata Otto mendapatkan beasiswa KIPK, kami sangat bersyukur” tutur Reni.

Warga Bukittinggi tersebut berharap agar selama kuliah di UNY dapat menjadi pribadi yang lebih baik dalam pengembangan diri pada bidang yang ditekuni yaitu leadership dan kepenulisan. Otto juga berencana ikut UKM Reality FIP UNY yang merupakan UKM Penelitian di Fakultas tersebut.

Kini, dengan semangat dan dukungan beasiswa KIPK, Otto Wahyudi bersiap menapaki lembaran baru sebagai mahasiswa UNY. Perjalanan panjang yang telah dilaluinya menjadi contoh nyata bahwa kegigihan, doa orang tua, dan kesempatan yang tepat dapat membawa seseorang menuju mimpi yang lebih tinggi. Kisahnya diharapkan mampu menginspirasi banyak anak muda Indonesia untuk tidak menyerah pada keadaan, karena setiap keterbatasan sesungguhnya dapat dilampaui dengan usaha dan keyakinan.

Otto hanyalah salah satu dari banyak mahasiswa difabel yang berhasil menunjukkan prestasi di jalur seleksi nasional. Namun, kisahnya dari Bukittinggi menuju Yogyakarta memberi pesan kuat: pendidikan adalah hak semua orang, dan dengan tekad yang besar, pintu kesuksesan selalu bisa terbuka. Kehadiran Otto semakin menegaskan bahwa kesempatan pendidikan tinggi terbuka lebar bagi siapa saja, tanpa memandang kondisi fisik maupun latar belakang ekonomi.

Penulis
Dedy
Editor
Sudaryono
Kategori Humas
IKU