Tim KKN-M Kependidikan 23928 UNY 2025 mengadakan penyuluhan pembuatan vermikompos di Padukuhan Singgelo, Poncosari, Srandakan, Bantul, DIY. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Sujoko Slamet, ahli pertanian organik dan integrated farming, yang memberikan wawasan tentang strategi pengelolaan limbah sekaligus peningkatan kesuburan tanah.
Penyuluhan diikuti oleh Kelompok Tani dan Kelompok Wanita Tani Subur Sari. Program ini digagas sebagai solusi pengelolaan limbah dapur yang masih menjadi permasalahan di lingkungan setempat. Melalui vermikompos, limbah dapur organik dapat diolah menjadi kascing—pupuk padat hasil metabolisme cacing—yang mampu memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan produktivitas pertanian.
Vermikompos dibuat dengan memanfaatkan cacing African Nightcrawler (ANC). Proses pembuatannya diawali dengan menggali lubang sedalam 20–30 cm sepanjang 1–1,5 meter, kemudian membatasinya menggunakan pelepah pisang. Lapisan dasar diisi daun, kotoran hewan, serta limbah dapur organik, lalu bagian atas ditambahkan cacing. Perpindahan cacing ke lapisan bawah menandakan media sudah sesuai. Area budidaya perlu diberi peneduh agar suhu tetap stabil.
Cacing diberi pakan berupa limbah dapur atau kotoran hewan dengan takaran sebanding dengan berat tubuh cacing. Misalnya, cacing seberat 5 kg membutuhkan 5 kg pakan per hari. Cacing dapat dipindahkan untuk pengembangbiakan setelah mencapai usia tiga bulan.
Masyarakat memberikan respons positif terhadap penyuluhan ini. Selain menjadi solusi pengolahan limbah rumah tangga skala kecil, program ini juga berpotensi menciptakan peluang ekonomi bagi KWT Subur Sari melalui penjualan cacing dan kascing sebagai produk bernilai tambah.
Dosen pembimbing KKN, Dr. B. Yuniar Diyanti, mengapresiasi inisiatif mahasiswa dalam mengintegrasikan edukasi lingkungan dengan pemberdayaan masyarakat. “Melalui program ini, mahasiswa tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga mengajak warga untuk terlibat langsung dalam pengelolaan limbah organik yang sederhana, murah, dan berkelanjutan. Harapannya, keterampilan yang diperoleh dapat diteruskan dan dikembangkan menjadi gerakan bersama di tingkat padukuhan,” ujarnya.
Setelah penyuluhan, kegiatan dilanjutkan dengan penanaman pohon sirsak dan jambu mete. Tim KKN bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul yang menyediakan bibit pohon. Sebelum penanaman, dilakukan penyerahan bibit secara simbolis dari Ketua Tim KKN, Ahmad, kepada Kepala Padukuhan Singgelo, Rizki. Penanaman dilakukan di tanah kas desa dan pohon diberi pupuk kascing untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Program penyuluhan vermikompos dan penanaman pohon ini diharapkan mampu membantu masyarakat mengatasi permasalahan limbah organik, meningkatkan kualitas pertanian, serta menjaga kelestarian lingkungan agar tetap hijau dan berkelanjutan.
English